ULAMA kondang asal India, Zakir Naik, memulai safari dakwah di Indonesia Sabtu 1 April 2017. Sebelum memulai safari dakwah di 6 kota selama 10 hari Zakir Naik datang ke sekretariat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jumat 31 Maret 2017. Banyak ulama di Tanah Air berharap agar Zakir Naik berdakwah sesuai kondisi Islam di Indonesia.
"Ini bagus untuk transfer of knowledge dan pengalaman. Kita juga perlu mengetahui gagasan Naik agar kita juga bisa mendapatkan pertukaran pengalaman," kata Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis dalam perbincangan, Jumat (31/3/2017).
Ia menambahkan kedatangan Zakir Naik pada prinsipnya sama baiknya dengan kedatangan ulama atau cendekiawan lain. Hanya, karena sebagian besar publik mengenal Zakir Naik, antusiasmenya cukup besar. Meski demikian, Cholil mengatakan ada hal yang harus diperhatikan mengingat Zakir Naik memiliki spesialisasi dalam perbandingan agama. Ia ingin, saat tur dakwahnya Zakir Naik tetap memperhatikan kekhasan Islam yang ada di Indonesia.
"Ada yang perlu menjadi perhatian, Zakir Naik ini kan memiliki kekhususan dalam perbandingan agama. Dan Indonesia ini menganut pluralitas dan punya banyak kebinekaan. Sehingga Islam Indonesia punya nilai moderasi yang sangat khas karena hidup dalam keberagaman masyarakat lainnya. Diharapkan ceramahnya juga nanti dalam membicarakan agama lain harus hati-hati. Agar orang awam perlu hati-hati agar tidak salah paham. Jangan sampai nanti malah menyebarkan pesan membenci atau menistakan agama lain," tuturnya seperti dimuat detik.com.
Zakir Naik memulai safari dakwahnya pada Sabtu (1/4) di Masjid Kota Wisata Cibubur.
Selanjutnya, Minggu (2/4), Zakir Naik ceramah di auditorium Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Dari Bandung, Zakir Naik menuju Kota Yogyakarta. Pada Senin (3/4), Zakir Naik menyampaikan ceramah umum dengan tema 'Misconseption of Islam' di auditorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Lalu 4 April 2017 berceramah di depan Gedung Terpadu Universitas Darussalam Gontor, Siman, Ponorogo, Jawa Timur.
Kakbah Itu Kiblat
Ceramah Zakir Naik beragam tema. Misalnya soal haji. Zakir Naik sering kali membahas tema sesuai pertanyaan para hadirin, baik muslim maupun non-muslim. Begitu juga soal haji ini. Dalam sebuah acara yang dihadiri oleh ribuan orang, salah seorang peserta nonmuslim bertanya kepada Doktor Zakir Naik terkait Kakbah.
“Aku ingin mengetahui tentang Kakbah, maksudku apa penjelasan secara kajian keilmuan dan logika pentingnya Kakbah? Dan kenapa muslim mengelilingi Kakbah (saat haji dan umroh)” tanya peserta.
Dengan gayanya yang khas dan penuh wibawa, Doktor Zakir kemudian menjawabnya dengan lugas dan jelas.
Berikut ini jawaban Doktor Zakir:
Saudara ini bertanya dengan bagus.. Apa pentingnya Kakbah menurut kajian keilmuan dan logika dan mengapa Muslim mengelilingi Kakbah?
Banyak nonMuslim beranggapan bahwa kami Muslim menyembah Kakbah. Saya akan berikan jawaban saya dan nanti akan saya berikan jawaban secara ilmiah. Saya akan satukan bersama, menjawabmu dan nonMuslim lainya atas kesalahpahaman ini.
Kakbah adalah Kiblat, dalam Al-Qur’an Surat Al Baqarah ayat 144. “Dan di mana saja kamu berada sembahyanglah menghadap kearah Kakbah.”
Dalam bahasa Arab, arah itu artinya “Kiblat”. Jadi Kakbah hanya sebagai arah. Sebagai contoh, misalnya sekarang kita sembahyang. beberapa menghadap selatan, ada yang menghadap utara, ada ke timur dan ada yang ke barat. Kearah mana yang akan kamu ikuti?
Jadi demi persatuan, kami umat Islam menghadap satu arah : “Kakbah”. Jadi Kakbah adalah kiblat kami. Tidak ada satupun Muslim pernah menyembah Kakbah.
Perlu diketahui juga bahwa peta geografi dunia pertama kali itu dibuat oleh seorang Muslim. Beliau bernama Al Idrisi pada tahun 1154 yang membuat peta dunia.
Jadi Muslim yang membuat peta dunia itu, kutub selatan ada di atas dan kutub utara ada di bawah dan Kakbah berada di tengah-tengah.
Kemudian orang Barat meluncurkan kartografi (pembuatan peta) dengan mengubah kutub utara ke atas dan kutub selatan ke bawah. Bahkan Kakbah masih tetap berada di tengah-tengah.
Jadi di bagian manapun kamu di dunia, jika kamu berada di utara dan menghadap selatan. Jika kamu berada di timur menghadap ke barat. Jika kamu berada di barat menghadap ke timur. Jika kamu di selatan menghadap ke utara. Semua Muslim di dunia menghadap pada satu arah yaitu Kakbah dan Kakbah adalah Kiblat.
Sekarang ketika kamu pergi umroh, ketika pergi haji, ketika melakukan “Tawaf” mengelilingi Kakbah. Kita berjalan mengelilingi Kakbah. Kenapa kami berjalan mengelilingi Kakbah?
Pada dasarnya adalah karena Tuhan Pencipta. Dan Nabi Muhammad SAW melakukan itu. Kemudian pertanyaannya apa alasan logisnya?
Jika saya adalah orang yang berakal mau berfikir kenapa kami berjalan mengelilinginya? Alasan yang bisa saya pikirkan adalah setiap lingkaran hanya punya satu titik tengah. Kita berjalan mengelilingi Kakbah adalah untuk membuktikan bahwa hanya ada satu Tuhan.
Karena lingkaran hanya punya satu titik tengah, tidak ada dua titik tengah. Jadi jika berjalan mengelilingi Kakbah adalah untuk membuktikan bahwa hanya ada satu Tuhan.
Dan pernyataan dari Hadrat Umar, semoga Allah SWT memberikan kedamaian padanya, Khalifah ke 2 Islam yang disebutkan dalam hadits Bukhari jilid 2, buku Haji bab 56 Hadits ke 675. Hadrat Umar mengatakan bahwa : “Batu Hitam itu (Hajar Aswad) yang berada di Kakbah. Batu Hitam ini tidak akan memberikan kebaikan dan keburukan kepadaku, aku menciumnya karena Nabiku menciumnya”.
Pernyataan ini membuktikan bahwa Muslim tidak menyembah Kakbah dan lagi suatu waktu pada masa Muhammad SAW, para Sahabat biasanya berdiri di atas Kakbah untuk mengumandangkan Adzan. Tidak ada para penyembah berhala yang akan berdiri di atas berhala sembahannya.
Ini membuktikan bahwa Muslim tidak menyembah Kakbah, Kakbah hanyalah Kiblat, itu hanyalah arah. Semoga itu menjawab pertanyaanmu.
Bagi yang ingin menonton langsung penjelasan dari Doktor Zakir bisa kunjungi link berikut ini:
https://www.youtube.com/watch?v=P82nu5t__LI