DENPASAR | Hajimakbul.com – Dunia pariwisata di Bali ketiban rezeki. Betapa tidak, Pulau Dewata menjadi pilihan Raja Salman bin Abdulazis Al Saud dan rombongan yang berjumlah 1.500 orang terdiri atas para pangeran, menteri, dan pengusaha negeri petro dollar ini, untuk berlibur selama kunjungannya ke Indonesia 1-9 Maret 2017.
Raja Salman berada di Bali selama lima hari membooking penuh Hotel The St Regis Bali Resort, kawasan Nusa Dua, Badung, dan The Laguna. Sejumlah hotel juga banyak dipesan untuk rombongan Raja Salman tapi tidak secara keseluruhan kamar. Kunjungan Raja Salman ini semakin membuat wisatawan dari negeri Arab membanjiri Pulau Dewata. Saat ini kunjungan dari negeri Arab tidak terlalu banyak tapi trennya cukup menggembirakan. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa Pulau Dewata yang terkenal dengan wisata “4 S” yakni sun (matahari nan indah), sand (pasirnya yang putih), sea (laut yang mempesona), plus sex (seks), juga perlu adanya wisata syariah yang khusus ditujukan bagi turis dari negara-negara muslim, seperti negara Arab, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
"Turis dari negara Islam risih bila harus membaur dengan turis bule yang pakai bikini dan cenderung telanjang," kata seorang pelaku wisata di Bali kepada Hajimakbul.com, Rabu 1 Maret 2017. Saat ini Bali memang belum memiliki paket wisata syariah. Namun sejumlah biro perjalanan wisata di Bali sudah menjual paket wisata halal. Dan peminat paket wisata halal ini cukup banyak dari negara-negara Arab, termasuk dari Malaysia dan Brunei Darussalam. Pelaku wisata halal di Bali pun berharap kedatangan Raja Salman bisa semakin menambah animo turis dari negara Arab ke Pulau Bali.
"Wisata syariah, di mana destinasi wisatanya benar-benar sesuai syariat, belum ada di Bali. Kami menyebutnya wisata halal," kata Munip dari Salba Tours kepada Hajimakbul.com, Rabu 1 Maret 2017. Mas Hanix dari Muslim Bali Tours menyebut senada. Yang dimaksud wisata halal, kata Hanix kepada Global News, para turis tetap diajak mengunjungi lokasi wisata utama di Bali seperti Sanur, Kuta, Nusa Dua, Klungkung, Bedugul, Kintamani, Lovina, Uluwatu, dan lain-lain, tapi mereka menginap di hotel yang sudah memiliki sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Selain itu mereka juga diajak wisata kuliner dengan restoran yang juga berlabel halal dari MUI.
"Jadi hotel dan restorannya halal. Ini sudah dijamin sebab ada sertifikat dari MUI, selama ini mungkin ada keraguan di antara muslim bila makan di restoran Bali cenderung dianggap tidak halal. Kami menghapus keraguan itu agar banyak muslim berwisata halal di Bali sebab menu di restoran dijamin tak ada unsur babi," kata Munip. Selain itu, kata Mas Hanix, dalam perjalanan mengunjungi tempat wisata, mereka juga diajak salat lima waktu di masjid. Para pemandu wisata sudah hafal benar masjid-masjid yang ada di Pulau Bali sehingga biasanya saat salat lima waktu mereka ada di sekitar masjid tersebut.
"Masjid di Bali juga banyak di jalan jalur menuju tempat wisata. Bila nanti kunjungan wisata dari negara Islam semakin banyak, bukan tidak mungkin ada wisata syariah di Bali. Karena itu kunjungan Raja Salman kami harap jadi pemicu berbondong-bondongnya turis dari Arab ke Bali," katanya.
Dikatakan, awal Maret 2017 ini pihaknya juga membawa sejumlah turis dari Arab, seperti Abu Dhabi, Malaysia dan Singapura. Hanya saja mereka memesannnya sudah jauh hari sehingga tidak ada kaitannya dengan kunjungan Raja Salman. "Turis Arab lumayan banyak, sekarang kami berharap lebih banyak lagi setelah kedatangan Raja Salman," ujarnya.
Turis Arab Saudi cenderung gemar berwisata di area pantai saat berlibur di Bali. Hal itu diakui oleh pelaku industri di Bali yakni Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali dan Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Bali. "Pantai itu mereka (turis Arab Saudi) suka. Mereka suka yang high class seperti hotel bintang lima," jelas Ketua Asita Bali I Ketut Ardana saat dihubungi kemarin.
Ia menuturkan turis Arab Saudi biasanya menikmati obyek wisata di Nusa Dua, Kabupaten Badung. Ketut Ardanajuga menyebutkan bahwa turis Arab Saudi sangat selektif dalam memilih obyek wisata seperti pantai. Ketua PHRI Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau akrab disapa Cok Ace juga mengakui jika turis Arab Saudi senang berwisata di area pantai ketika liburan di Bali. Menurutnya, Pantai Tanah Lot menjadi salah satu obyek wisata favorit bagi mereka. "Lebih senang di pantai, karena di sana (Arab Saudi) turis Arab Saudi jarang melihat pantai," tambah Cok Ace saat dihubungi kemarin.
Data dari Kementerian Pariwisata yang disampaikan oleh Menteri Pariwisata, Arief Yahya, menyebut sebanyak 6.997 turis Arab Saudi masuk ke Indonesia via Bali. Jumlah tersebut adalah data kunjungan turis Arab Saudi pada tahun 2015. Sementara itu, untuk kunjungan turis Arab Saudi lainnya masuk melalui Bandara Soekarno Hatta dengan tujuan Jakarta, Bandung, dan Puncak, Bogor. Satu orang turis Arab Saudi rata-rata menghabiskan uang untuk liburan 1.750 dollar AS saat berada di Indonesia. Pelaku pariwisata Bali dan pihak Kementerian Pariwisata menilai daya beli turis Arab Saudi terbilang tinggi.
"Kita melihat karakter turis Arab Saudi dan Timur Tengah secara khususnya, budgetnya mereka tinggi. Baik secara transportasi dan akomodasi. Buying power-nya tinggi," kata Cok Ace. Ia menyebut turis Arab Saudi menghabiskan uang antara 150-300 dollar AS atau sekitar Rp 3,9 juta per hari saat berlibur. Jumlah tersebut digunakan untuk biaya sewa kamar hotel bintang lima dan transportasi selama berlibur. Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Bali, I Ketut Ardana menambahkan jika turis Arab Saudi di Bali bisa berlibur hingga delapan hari. Di Bali, menurut Ardana, turis Arab Saudi rata-rata menghabiskan uang di atas 1.300 -1.750 dollar AS atau sekitar Rp 17,3 juta Rp 23 juta.
"Mereka minimal 5 hari 4 malam, bisa sampai 7-8 malam. Mereka biasanya dua kunjungan di Indonesia yaitu Bali dan Jawa Barat," tambah Ketut Ardanal. Data Kementerian Pariwisata menyebutkan, untuk pengeluaran wisatawan mancanegara dari Arab Saudi rata-rata sebesar 1.750 dollar AS per kunjungan. Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut turis Arab Saudi suka belanja di mal, barang-barang branded, akomodasi di hotel berbintang 63,8 persen, vila/resort 18,4 persen. “Lama tinggal rata-rata 12 hari," kata Arief.
Booking Lima Hotel
Untuk liburan di Bali, Raja Salman sudah memesan hotel bintang 5 di Nusa Dua. Bahkan 2 hotel bintang 5 sudah fully booked (dipesan seluruhnya, Red.) oleh Raja Salman untuk kebutuhan liburannya itu. Dua hotel itu adalah Hotel The St Regis Bali Resort dan The Laguna. Selain itu, hampir di seluruh hotel kawasan Nusa Dua penuh rombongan. Salah satu hotel lain yang ikut dipesan rombongan adalah Hilton Bali Resort. "Di Bali sudah block 2 hotel tidak boleh lagi tamu lain masuk, pay off di Laguna dan St Regis di Nusa Dua. Sementara yang lain ada, tapi tidak di-block, tapi semua hotel di Nusa Bali penuh. Yang hotel lain, kayak Hilton Bali, hampir penuh," ujar Ketua Umum Asosiasi Agen Tur dan Perjalanan Indonesia (Asita) Asnawi Bahar kemarin.
Agenda rombongan ini tersebar ke beberapa wilayah, seperti Padang, Bangka Belitung, Medan, dan Lombok. Para rombongan ini diperkirakan akan menghabiskan waktu untuk berlibur dan sebagian lainnya berkeliling ke daerah selama 4 hari 3 malam. Asnawi mengatakan telah mendapatkan 50 orang yang akan bertandang ke Padang. "Saya sudah dapat 50 pack ke Padang. Jadi artinya, setelah rajanya pulang, mereka bertebaran ke mana-mana sebagian, sebagian ada yang survei tempat investasi, sebagian juga mereka jalan-jalan," kata Asnawi.
Rombongan ini akan mendapatkan pelayanan kelas premium, dari hotel bintang lima, transportasi, hingga layanan wisata. Diperkirakan setiap orang dikenai tarif Rp 7-8 juta, bahkan bisa mencapai Rp 10 juta, untuk pelayanan tersebut. "Mereka akan lebih premium dan eksklusif. Kalau 4 hari 3 malam sekitar Rp 7-8 juta. Sudah termasuk transportasi, hotel, makan, guide sudah full arrange paling mahal itu Rp 10 jutaan," ujarnya. Asnawi memperkirakan wisatawan asal Timur Tengah ini minimal akan mengeluarkan uang untuk berbelanja Rp 30 juta selama beberapa hari di Indonesia.
Dia memperkirakan rombongan ini menghabiskan sekitar Rp 150 miliar dalam masa liburan dan kunjungannya ke daerah. "Yang diblok itu ada dua hotel, St Regist dan Laguna, tidak bisa diperkirakan omzetnya karena itu di-closed untuk umum mereka langsung ke hotelnya. Perkiraan saya minimal mereka habiskan Rp 150 miliar untuk 1.500 orang ya, mungkin bisa lebih," kata Asnawi. Beberapa perwakilan dari rombongan Raja Salman direncanakan akan menyambangi Lombok, dengan agenda meninjau kawasan wisata Mandalika dan juga peluang-peluang investasi pariwisata di sana.
"Selain melihat langsung destinasi wisata Mandalika, akan ada pertemuan bisnis antara Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) dengan pihak delegasi Arab Saudi terkait pariwisata," ujar Ketua Pokja Percepatan 10 Destinasi Prioritas, Hiramsyah S. Thaib, kemarin. Hiram menyebut kedatangan Raja Salman ke Bali, harus jadi penyemangat buat Lombok, supaya menjadi destinasi yang levelnya sama dengan Bali, baik dari segi infrastruktur dan keamanan. Lombok baru akan memiliki hotel bintang lima plus, setelah kawasan Mandalika rampung dibangun. * gas/kcm/det