يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ (51) فَتَرَى الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ يُسَارِعُونَ فِيهِمْ يَقُولُونَ نَخْشَى أَنْ تُصِيبَنَا دَائِرَةٌ فَعَسَى اللَّهُ أَنْ يَأْتِيَ بِالْفَتْحِ أَوْ أَمْرٍ مِنْ عِنْدِهِ فَيُصْبِحُوا عَلَى مَا أَسَرُّوا فِي أَنْفُسِهِمْ نَادِمِينَ (52) وَيَقُولُ الَّذِينَ آمَنُوا أَهَؤُلَاءِ الَّذِينَ أَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ إِنَّهُمْ لَمَعَكُمْ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَأَصْبَحُوا خَاسِرِينَ (53)
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi wali (kalian); sebagian mereka adalah wali bagi sebagian yang lain. Barang siapa di antara kalian mengambil mereka menjadi wali, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. Maka kami akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani) seraya berkata:
"Kami takut akan mendapat bencana, " Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka. Dan orang-orang yang beriman akan mengatakan, "Inikah orang-orang yang bersumpah sungguh-sungguh dengan nama Allah, bahwasanya mereka benar-benar beserta kamu?” Rusak binasalah segala amal mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang merugi.
DR Zakir Naik, dokter asal India yang kemudian memilih jalan hidup sebagai pendakwah, saat berkunjung ke Jakarta, memberikan kesempatan untuk bertanya jawab dengan wartawan. Salah satu hal yang ditanyakan kepada Zakir Naik mengenai tafsir surah al-Maidah ayat 51 dan pengertian 'aulia' sebagaimana disebut dalam surah itu.
Surah al-Maidah 51 ramai dibicarakan dalam konteks Pilkada Jakarta dalam waktu belakangan ini. "Yang dilarang oleh surah al-Maidah ayat 51 adalah menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai aulia," ujar Zakir Naik menjelaskan tafsir surah itu baru-baru ini.
Zakir Naik lalu menjelaskan, kata aulia pada ayat itu bermakna teman setia, pelindung, dan juga pemimpin. Pesan yang ingin disampaikan surah al-Maidah adalah bukan sekadar soal larangan menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin umat Islam. Tetapi, juga larangan menjadikan mereka sebagai teman setia dan pelindung.
"Jadi, aulia bisa diartikan sebagai pemimpin, tapi bukan satu-satunya makna dari kata itu," katanya.
Jika umat Islam dihadapkan pada dua pilihan antara memilih pemimpin Muslim atau pemimpin non-Muslim, Zakir Naik mengatakan, pilihan yang lebih baik tentu saja adalah memilih pemimpin yang seiman. Namun, ia mengingatkan kepada umat Islam agar selalu berlaku adil terhadap orang-orang non-Muslim.
"Selama mereka (orang-orang non-Muslim) tidak mengusir kita (umat Islam) dari rumah, maka kita harus berbuat adil kepada mereka. Itu perintah Allah SWT yang disebutkan dalam Al Quran," ujarnya.
Zakir mengatakan, Allah SWT juga memerintahkan kepada kaum Muslim untuk berbuat baik dengan sesama manusia, termasuk non-Muslim. "Bahkan, di negara saya, India, sebagian besar masyarakat non-Muslim mencintai saya. Yang membenci saya justru para pemimpin politik di sana," ujarnya. * rpk