HAJIMAKBUL.COM - Salah satu yang membuat Huda Sabily bersemangat saat bertugas sebagai petugas haji lantaran banyaknya jamaah RISTI alias risiko tinggi. Huda berhaji dan menjadi petugas haji tahun 2012. Dia merupakan wartawan Duta Masyarakat.
Melihat para jamaah manula (manusia lanjut usia) ini sungguh mengharukan. Mereka bersemangat menjalankan ritual haji meski sudah renta. Bahkan ada yang sakit.
HUDA SABILY
Walaupun Kementerian Agama RI sudah menugaskan kepada petugas haji Indonesia untuk terus memantau dan memperhatikan jamaah lanjut usia (Lansia) yang tidak didampingi keluarganya ini namun masih saja ada jamaah lanjut usia yang lewat dari perhatian petugas haji.
Hal itu juga disebabkan kurangnya petugas haji Indonesia yang bertugas memantau dan memperhatikan jamaah lanjut usia. Seperti saat calhaj embarkasi SUB (Jatim) kloter 43 asal Mojokerto saat di Bandara King Abdul Azis, Jeddah, Arab Saudi.
Siti Khomsiyah (60 tahun) asal Desa Garum, Pandan Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, misalnya. Nenek ini hanya satu dari sekian banyaknya jamaah risti. Beliau mengaku sudah sakit stroke (lumpuh kaki kanan) sejak sebelum keberangkatannya ke tanah suci Makkah al Mukarromah, Arab Saudi. "Beliau kaki kanannya lumpuh," ujar Huda Sabily.
Walaupun didampingi oleh ketua rombongan, tetap saja nenek yang berangkat menaiki kursi roda melakukan aktifitas sendiri, hingga banyak orang bersimpati kepadanya. Khomsiyah mengaku, mulai mendaftar haji sejak 2009 lalu, karena usia tua itulah Khomsiyah menjadi prioritas haji untuk berangkat haji tahun 2012.
Kendati hanya duduk di atas kursi roda, selama dua jam istirahat di Bandara, Jeddah, tidak membuatnya patah arang. Tidak terlihat sedikit pun beliau patah semangat. Beliau terus bersemangat pergi ke Makkah untuk melakukan ibadah haji.
Saking semangatnya, Siti Khomsiyah tidak menghiraukan sakitnya, ketika ada pengumuman siap-siap berbaris untuk berankat menuju Makkah, sontak Nenek Khomsiyah langsung bergegas untuk ikut maju berbaris. "Beliau bilang ingin maju kedepan," katanya.
Anehnya lagi, ketika koper-koper sudah tertata rapi didalam bagasi bus, dan bus dinyatakan siap untuk berangkat menuju Makkah, Nenek Khomsyah pun tidak mau ketinggalan dengan jamaah lain yang relatif masih sehat dan muda. Tanpa basa-basi Nenek Khomsiyah-pun langsung berdiri sendiri menuju bus tanpa pendamping dan langsung masuk bus. "Beliau bilang ke saya pon kiambak mawon. Maksudnya saya sendiri saja. Siapa yang tidak terenyuh melihat pemandangan seperti itu?," tegasnya
Ketika tiba di Makkah nanti, kata dia, Nenek Khomsiyah, berjanji segera melakukan sholat, mengaji, dan lain sebagainya. Sekaligus cita-citanya akan mencium ka'bah dan hajar Aswad mudah-mudahan terkabul. "Ya Insya Allah bisa, Beliau bilang kalau ngak bisa dari jarak jauh saja. Beliau masih suka bercanda yang didengarkan jamaah lain yang ikut senang dengan semangat Beliau," katanya.
Bila nenek-nenek saja bersemangat menjadi tamu Allah tapi mengapa yang muda-muda hanya suka hura-hura dan tidak segera berdoa agar jadi tamu agung itu? "Kesalahan manusia, rajin ibadah setelah usia tua. Khuyuk ketika tidak sibuk mengejar dunia. Padahal mestinya mengejar akhirat sambil mencari hidup di dunia. Kejarlah dunia kau tidak akan bisa menangkapnya sebab dunia fatamorgana. Yang jelas dan pasti itu akhirat. Segeralah berhaji. Atau berumroh," katanya.
(gatot susanto)
#hikmahhaji #petugashajikemenag #kemenagri #hajiristi #hajilansia #hajimanula