HAJIMAKBUL.COM - Selandia Baru menjadi monumen kebangkitan Islam. Negeri Kiwi yang dikenal sebagai negara yang paling membahagiakan bagi warga negaranya itu menjadi pusat perhatian dunia ketika tragedi teroris yang dilakukan orang kulit putih nonmuslim terhadap jamaah salat Jumat di dua masjid di Kota Christchurch menghentak dunia. Puluhan orang meninggal dunia dan semoga para korban syahid di jalan Allah SWT. Amiin.
Masyarakat dunia pun sekarang semakin tahu bahwa teror biadab bukan melulu dilakukan orang dari kalangan muslim. Namun bisa juga dilakukan orang kulit putih nonmuslim. Karena itu, masyarakat Selandia Baru dan juga di negara-negara lain, seperti Australia, tempat asal sang teroris, juga mulai tersadar bahwa selama ini mereka telah mengerami benih teroris di rahim sendiri, sementara tangannya menuding-nuding orang lain sebagai pelaku teror dan tindak kekerasan lain.
Mereka pun semakin sadar Islam bukan biang teror. Islam agama yang rahmah, ramah bagi semua makhluk Allah SWT di seluruh jagat raya. Alam semesta justru akan lestari dengan Islam rahmatan lil alamin.
Karena itu masyarakat global pun semakin membuka diri terhadap muslim dan banyak di antara mereka belajar tentang Islam. Fenomena serupa sudah terjadi pasca megateror di Amerika Serikat, Australia, dan Eropa. Nonmuslim banyak yang tertarik belajar tentang Islam.
Kini seruan Adzan pun bukan hanya terdengar di masjid yang jumlahnya tidak seberapa di Selandia Baru tapi secara nasional. Bila kerudung atau hijab sempat menjadi simbol Islamofobia kini malah akan ada hari berkerudung di negara itu.
Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, secara resmi pula mengumumkan akan mengheningkan cipta selama dua menit pada Jumat (22/3/2019) untuk mengenang korban penembakan teroris di masjid kota Christchurch. Selain itu, suara adzan disiarkan secara langsung di televisi–televisi Nasional Selandia Baru.
Sebelumnya masyarakat Selandia Baru sudah berkerumun di sebuah lokasi untuk mendengarkan suara adzan yang menggugah mereka untuk lebih mengenal makna di dalamnya. Mereka tepekur meresapi lantunan indah seruan untuk beribadah kepada Allah SWT itu. Mereka baru sadar ada kalimat indah yang diperdengarkan oleh kaum muslim, yang tengah berkabung, akibat aksi teror biadab seorang pria yang memuja supremasi kulit putih dan anti-Islam.
Doa-doa dari sekujur dunia dipanjatkan. Dzikir dikumandangkan dengan memuja dan puji kepada Allah SWT. Semua berkah diarahkan untuk kemaslahatan dan kedamaian di Selandia Baru.
"Ya Allah Engkau karuniakan hidayah kepada mereka karena sesungguhnya mereka itu tidak mengetahui."
Dan kini mereka baru tahu. Selandia Baru pun mengawali sidang parlemen dengan pembacaan ayat suci Al Quran.
Masya Allah.. Allahuakbar...!!! Ini sejarah. Ini pertama kali dalam sejarah negara itu.
Seorang imam bernama Imam Nizam ul Haq Thanvi dari Pakistan membaca surat Al Baqarah. Ayat ini menceritakan tentang pentingnya kesabaran bagi umat muslim yang beriman. Sebab Allah akan menguji manusia dengan cobaan, termasuk bencana.
Setelah ayat Al Quran selesai dibacakan, seorang pria, membacakan terjemahan ayat Al Quran tersebut. Dia kemudian melanjutkan membaca doa yang biasa dilafalkan umat Islam.
Sungguh, ini pertama kalinya dalam sejarah, sidang parlemen dibuka dengan pembacaan Al Quran sebagai penghormatan untuk para korban maupun keluarga korban tragedi penembakan di Christchurch, 15 Maret 2019 lalu.
JacindaArdern mengatakan banyak orang Kiwi--panggilan untuk warga Selandia Baru--ingin mengungkapkan kesedihan mereka seminggu setelah serangan mengerikan yang menewaskan 50 orang itu.
"Untuk mengenang para korban akan ada mengheningkan cipta selama dua menit hari Jumat ini. Kami juga akan menyiarkan secara nasional panggilan adzan melalui TVNZ dan RNZ," katanya. (Gatot Susanto)