Ustat Nur Fakih ingin umrah Ramadhan lagi.
HAJIMAKBUL.COM - "Bila ingin umrah, berusahalah agar bisa umrah Ramadhan." Anjuran umrah Ramadhan ini disampaikan Ustad Nur Fakih kepada sejumlah teman dan koleganya. Termasuk saya. Saat itu, kami kumpul membahas masalah bagaimana memakmurkan masjid. Makmur dalam arti sebenarnya. Masjid semarak dengan banyaknya jamaah yang beribadah dengan khusyuk, masjidnya bagus, indah, dan bersih. Tak harus megah.
Yang penting bagus, indah, dan nyaman untuk beribadah. Jamaahnya, kalau bisa juga, orang-orang yang makmur. Tidak harus kaya raya, cukuplah keluarga sejahtera dengan berlimpahnya rasa syukur kepada Allah SWT. Pembahasan ini karena Ustad Nur Fakih adalah salah satu Takmir Masjid Agung Gresik.
Selain itu, karena sebentar lagi bulan puasa, Ustad Nur Fakih menyarankan agar teman-temannya berumrah Ramadhan. Ustad Nur Fakih sendiri merasakan betapa nikmatnya Umrah Ramadhan.
"Orang-orang yang umrah di bulan Ramadhan sangat amat banyak. Bahkan, melebihi haji jumlah jamaahnya. Saking banyaknya," kata Ustad Nur Fakih.
Bila haji dibatasi kuota, tapi umrah tidak. Bahkan orang-orang asli Arab Saudi juga tumplek blek berumrah di bulan Ramadhan. Begitu pula warga negara di kawasan Arab yang lain.
"Dua kota suci seakan tidak muat menampung umat, tapi, Allahu Akbar, semua masuk dan ibadah ya lancar-lancar saja. Inilah kebesaran Allah SWT," katanya.
Saya sendiri sudah umrah tapi di bulan biasa. Bukan Ramadhan. Namun, saat itu, saya umrah di bulan Januari. Konon itu bulan liburan bagi negara-negara Arab, sehingga mereka pun melakukan umrah. Umrah di bulan Januari juga sangat padat, meski belum bisa menyamai Ramadhan dan haji.
Karena itu, untuk Thawaf, Sai, apalagi masuk hijir Ismail untuk salat dan berdoa di bawah talang emas, Multazam, lebih-lebih ingin mencium Hajar Aswad, sangatlah sulit. Jumlah jamaah membludak. Begitu pula di Madinah.
Umrah Ramadhan sangat istimewa karena Ramadhan sendiri sudah sangat istimewa. Pahala ibadahnya dilipatgandakan oleh Allah SWT. Bulan yang sangat mulia. Apalagi di dalamnya ada Lailatul Qadr. Momen yang bila kita beribadah di malam Lailatur Qadr adalah pahalanya sama dengan 1000 bulan. Bayangkan saja, 1000 bulan, bro!
Umur kita anggap saja 63 tahun x 12 bulan itu hanya 756 bulan. Jadi, masih lebih banyak ketika kita mendapat pahala Lailatul Qadr.
Namun, masalahnya, sangat amat sulit menjumpai malam seribu bulan ini. Kecuali kita mendapat ridha dari Allah SWT.
Malam Lailatul Qadr datangnya disebut-sebut di 10 hari terakhir Ramadhan. Khususnya di malam ganjil. Malam 21, 23, 25, 27, dan 29. Bila di Indonesia malam yang dianggap lebih afdol memburu Lailatul Qadr adalah malam 27, di Arab Saudi memilih malam 29. Karena itu pada malam 29 sangat amat padat. "Uyel-uyelan jamaah umrah. Kalau saja ada uang lagi, saya ingin umrah Ramadhan lagi," ujarnya.
Jangan Ragu
Nah, saat malam 29 inilah umat dari segenap penjuru tanah suci bermunculan untuk ibadah. Salat malam. Beramal. Memberi makan kaum dhuafa. Intinya berbuat baiklah kepada orang lain.
Berdasarkan hadis Nabi SAW, pahala umrah pada Ramadhan sama seperti pahala haji. Bahkan seperti berhaji dengan Rasulullah SAW. Apa Anda tak ingin berhaji bersama Rasulullah? Rasanya semua muslim menginginkannya
Umrah Ramadhan bisa hanya dua sampai tiga hari saja sudah selesai, sedangkan haji baru selesai enam hari namun pahala haji bisa didapatkan ketika umrah pada Ramadhan.
Umrah dan haji adalah salah satu penyebab datangnya rezeki. Karena itu jangan ragu untuk mengeluarkan biaya untuk umrah. Lebih-lebih umrah Ramadhan.
Selain umrah sudah memiliki pahala yang dahsyat, orang yang melakukan umrah pada Ramadhan juga mendapatkan keutamaan-keutamaan ibadah di Masjidil Haram.
Ibadah di Masjidil Haram memiliki pahala 1.000 kali lipat dibandingkan dengan ibadah di tempat lain. Jika lima waktu salat di Masjid al-Haram dimisalkan 100 ribu hari, lalu dikalikan jumlah hari dalam setahun 365 hari, jumlahnya sebesar 274 tahun. Sehingga, satu kali salat di Makkah pahalanya seperti 274 tahun salat di Indonesia.
Para Ulama menyebut salat di Makkah pahalanya seperti 274 tahun salat di Indonesia. Hitungan tersebut jika salat sendirian. Lalu bagaimana bila salat berjamaah?
Jika salat berjamaah pahalanya 25 kali lipat lalu dikalikan dengan 274 tahun, akan keluar angka 6.500 tahun. Pahala 6.500 tahun jika kita bandingkan dengan biaya yang kita keluarkan untuk umrah, biaya itu tidak ada apa–apanya. Sangat sedikit.
Biaya yang dikeluarkan untuk umrah adalah sedekah paling besar apalagi dikeluarkan pada Ramadhan karena sedekah paling utama adalah pada Ramadhan.
Hal ini belum termasuk mendapatkan pahala berkali lipat dari keutamaan–keutamaan lainnya. Lalu mengapa kita tidak pergi umrah Ramadhan bila sudah tahu begitu besar pahala yang diberikan Allah kepada umatnya?
Hadis Nabi bahwa haji yang dikerjakan secara berkesinambungan akan menghilangkan kesusahan hidup dan kemiskinan sebagaimana api menghilangkan karat pada besi. Umrah dan haji adalah penyebab datangnya rezeki.
Ustad Khalid Basalamah suatu ketika pernah ditanya jamaahnya yang mempunyai uang Rp 40 juta, lalu dia menanyakan lebih baik membuka usaha terlebih dahulu atau melaksanakan umrah.
Ustad Khalid menyarankan untuk pergi umrah dulu sebab di sana bisa meminta diberikan rezeki plus bisa mendapatkan keutamaan–keutamaannya. Namun, jika umrah dihadapkan dengan membayar hutang yang hukumnya wajib, harus mendahulukan membayar utang dahulu.
Dia menyarankan untuk melaksanakan umrah dan haji secara berkesinambungan, karena menurut hadis Nabi antara umrah ke umrah dan haji ke haji bisa meleburkan dosa dan dijaga dari melakukan dosa–dosa besar. (gas/rpk)