HAJIMAKBUL.COM - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meresmikan 10 gedung balai nikah dan manasik haji Kantor Urusan Agama (KUA) pada Kanwil Kemenag Provinsi Lampung Jumat 29 Maret 2019. Kini masyarakat bisa manasik haji di KUA.
Mungkin banyak yang tidak tahu apa hubungannya nikah dan manasik haji. Memang selintas tidak nyambung, tapi perlu diketahui bila fungsi KUA sekarang tidak hanya mengurusi soal nikah seperti umumnya diketahui orang. KUA mengurusi soal semua aspek keagamaan umat. Aspek spiritual ruhani maupun akhlak umat.
Jadi, KUA termasuk pula mengurusi masalah edukasi keagamaan yang di dalamnya ada haji dan juga mestinya umrah serta pembinaan keluarga sakinah mawada warahmah. Peran KUA pun menjadi sangat strategis sebab menjaga moral akhlak umat. Bukan melulu soal menikahkan orang saja.
Hal itu merupakan peningkatan peran KUA yang sekarang juga sebagai tempat manasik haji. Ke depan diproyeksikan KUA bimbingan manasik haji.
Menurut Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, saat ini diperlukan umat beragama yang memiliki tingkat pemahaman yang semakin berkualitas terkait haji. Termasuk pula umrah.
“Manasik haji jangan hanya diisi dengan bagaimana tata cara ritual manasik, kaifiyah, tata cara menjalankan syariat ibadah mahdlah haji saja. Tapi yang tidak kalah pentingnya, substansi dari haji itu sendiri,” katanya.
Bagi Menag, berbagai makna substantif yang ada dalam pelaksanaan ibadah haji harus mampu dikuasai umat. Oleh karena itu, manasik haji harus diberdayakan, untuk menjelaskan kepada umat esensi dan substansi haji, tidak hanya berhenti pada ritual keagamaan saja.
“Maka lagi-lagi tempat untuk bimbingan manasik haji itu perlu disediakan. Dan kita ingin menjadikan KUA sebagai tempat yang bisa menjalankan fungsi-fungsi itu,” jelasnya.
Nah, nanti petugas KUA misalnya seorang ustad mestinya harus pula yang sudah berhaji. Setidaknya umrah. Sebab, bila tidak, bagaimana mungkin dia akan memberi bimbingan manasik haji kepada masyarakat yang hendak berhaji. Lebih dari itu, harus pula memiliki ilmunya soal substansi haji dan umrah, seperti diharapkan oleh menteri agama tadi.
Maka, para warga masyarakat yang sudah mendapat porsi haji, khususnya yang tahun ini atau tahun depan berangkat haji, bisa mendatangi KUA, untuk mendapat bimbingan manasik haji. Sangat penting mendapat bimbingan manasik ini dan soal esensi haji, agar haji kita bukan hanya makbul tapi juga haji yang mabrur yang mendapat ganjaran pahala dari Allah SWT. Amiin!
Saat meresmikan gedung balai nikah dan manasik haji di Lampung, Jumat (29/03), dan bertemu tokoh agama sekaligus memberikan pembinaan pada ASN Kementerian Agama Provinsi Lampung, Menteri Agama mengatakan, pembangunan gedung itu merupakan upaya perbaikan bagi kita bersama, agar kehidupan keagamaan dari waktu ke waktu terus kita tingkatkan dan kembangkan sesuai kehidupan sehari-hari.
“Semoga gedung baru Balai Nikah dan Manasik Haji KUA ini, dapat menjadi sarana memberikan pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat,” kata Menag.
Saat itu prasasti yang ditandatangani Menag 10 KUA yang diresmikan adalah KUA Kecamatan Kemiling, Teluk Betung Timur, Punduh Pidada, Adi Luwih, Air Naningan, Candi Puro, Bumi Ratu Nuban, Labuhan Meringgai, Kota Bumi Selatan, dan KUA Simpang Pematung.
Selain balai nikah dan manasik haji, Menag Lukman juga meresmikan Asrama Siswa MAN 1 Bandar Lampung serta MAN IC Lampung Timur.
Kakanwil Kemenag Provinsi Lampung Suhaili dalam laporannya menyampaikan acara dihadiri 630 peserta, terdiri dari seluruh kepala KUA Lampung, tokoh agama, dan penghulu.
“Kemenag Lampung sudah memberikan pelayanan yang terbaik di Provinsi Lampung,” kata Suhaili.
Disampaikan Suhaili, 10 gedung Balai Nikah dan Manasik Haji ini dibangun dari dana SBSN tahun 2018. Suhaili bersyukur, semua selesai dengan sempurna tidak ada aral melintang apapun. Dari 10 gedung tersebut, lanjut Suhaili, yang dinilai Kemenag dan Kemenkeu mendapat predikat terbaik.
“Ini prestasi dapat kami raih karena penuh bimbingan Pak Menteri,” ucap Suhaili.
Selain itu, kata Suhaili, Gubernur Lampung telah membangun aula di Asrama Haji Lampung dengan dana sebesar Rp 4,3 miliar yang kemudian diserahkan kepada Kemenag. “Kiranya Pak Menteri Agama dapat secara langsung menerimanya,” tutup Suhaili. (gas)