Baiq Mariah (104 tahun) haji tertua 2018.
HAJIMAKBUL.COM- Calon jamaah haji Indonesia yang berangkat pada musim haji 2019 tercatat paling muda berusia 17 tahun, sedang paling tua berumur 105 tahun. Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag), Nizar, menyebutkan, jamaah termuda berasal dari Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, bernama Putri. Dia berumur 17 tahun.
"Putri sudah menikah, sehingga tetap berhak beribadah haji ke tanah suci Makkah," kata Nizar saat menjadi nara sumber dalam acara Pembekalan Terintegrasi Petugas Haji Arab Saudi Tahun 1440H/2019M di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (24/4/2019).
Sementara calon jamaah haji tertua berasal dari Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Perempuan bernama Rahma Alhasin ini tercatat sudah berumur 105 tahun. Untuk itu, kata Nizar, pihaknya akan menyiapkan petugas khusus guna menemani jamaah haji paling tua ini sebab pengalaman sebelumnya, jamaah haji tertua kerap mendapatkan perlakuan istimewa dari Pemerintah Arab Saudi. Layanan istimewa dari Pemerintah Arab Saudi itu seperti adanya penjemputan khusus, pengawalan, bahkan ikut menjadi sorotan media setempat.
"Tahun kemarin jamaah haji tertua tak bisa bahasa Indonesia. Jadi harus ada pendamping satu orang satu, yang tahu bahasa lokal dan tahu bahasa Arab," katanya.
Klaim Umur 120 Tahun
Sebelumnya, pada musim haji tahun 2018 sempat dihebohkan dengan keikutsertaannya jamaah haji Indonesia tertua dengan usia 120 tahun. Saat itu jamaah asal Lombok, NTB itu baru saja tiba di Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Selasa (31/7/2018) dini hari.
Mengenakan kursi roda, dan sudah langsung berihram jamaah bernama Dirah bin Mustopa tersebut berasal dari kloter 09 Embarkasi Lombok. Kala itu Dirah datang tanpa ditemani sanak keluarga ke Tanah Suci. Meski harus dinaikkan kursi roda, Dirah nampak senang tiba di Tanah Suci. “Alhamdulillah… alhamdulillah…,” kata dia.
Menurut catatan, aslinya Dirah didaftarkan berangkat haji menggunakan paspor dengan tahun kelahiran 1932. Dengan dokumen resmi itu, Dirah berusia 86 tahun.
Namun dia mengklaim sebenarnya telah berusia 120 tahun. Kisah ini diiyakan sejumlah rekan-rekan satu rombongannya yang beberapa merupakan tetangga di kampung halaman. Dirah memang tampak uzur sekali. Bahkan ketika tiba di Bandara, dia harus dibawa kursi roda. Ia juga tak bersandal meski hal itu disyariatkan bagi mereka yang berihram.
Bahkan, Dirah ketika ditemui petugas tidak membawa air minum. Petugas pun berinisiatif membelikan dan Dirah terlihat senang. Oleh pihak Daker Bandara, yang bersangkutan langsung dititipkan ke petugas pendamping jamaah setelah diperiksa kesehatannya.
Dirah berangkat bersama 131 jamaah lainnya dari Lombok Barat. Ia berasal dari Desa Duman, Kecamatan Lingsar. Ia mengaku didaftarkan haji oleh keluarganya pada 2003.
Kepala Daker Bandara PPIH Arab Saudi Arsyad Hidayat saat itu mengatakan, sejauh ini klaim usia Dirah hanya dari keterangannya saja dan belum bisa dikonfirmasi. “Kita tidak punya cara mengetahui secara pasti umurnya, (apakah benar 120 tahun),” kata Arsyad di Bandara KAIA.
Merujuk data Daker Bandara, sepanjang kedatangan gelombang pertama hingga awal kedatangan gelombang kedua pada 30 Juli 2018, sekira 6,4 persen jamaah berusia di atas 71 tahun dengan total jamaah 5.806 orang. Sedangkan yang berusia 61 hingga 70 tahun sebanyak 18.685 jamaah, atau 20 persen dari total jamaah yang telah tiba.
Sementara yang berusia 51 hingga 60 tahun sebanyak 31.770 atau 35,2 persen dari total jamaah. Sebaliknya, total jamaah dari usia di bawah 20 tahun hingga 40 tahun sebanyak 9.964 orang atau 10,96 persen dari total jamaah yang telah tiba di tanah suci. (huda sabily)