HAJIMAKBUL.COM - Saat beribadah umrah bersama biro haji-umrah ATRIA SURABAYA beberapa tahun lalu, saya termasuk yang "getun" tidak belajar menghafal doa-doa dan dzikir yang dibaca saat melakukan ritual umrah di Tanah Suci. Istri saya, Ummu Kamilah, sudah beberapa kali mengingatkan, bahwa hafal doa-doa dan dzikir saat umrah itu sangat sebab esensi ibadah haji dan umrah adalah sesuai yang diajarkan Rasulullah Muhammad SAW. Bukan "ngawur sak karepe dewe" alias semau gue.
Intinya, semua ada ilmunya. Dan sumber dari segala sumber ilmu itu ya Kanjeng Nabi SAW. Semua perkataan dan perbuatan Nabi adalah sunnah. Termasuk dalam berhaji dan berumrah. Lebih dari itu, sumber ilmu Kanjeng Rasul SAW adalah Allah SWT, Tuhan yang menguasai jagat raya, melampaui apa saja yang ada di alam raya ini, yang menghidupkan dan mematikan makhluk-Nya, memberikan rezeki kepada kita hingga bisa berumrah dan berhaji. Amiin.
Saat itu, alasan saya adalah karena doa bisa dilakukan dalam bahasa Indonesia atau Jawa. Bahkan bahasa apa pun. Sebab, Allah SWT pemilik semua bahasa yang diucapkan manusia. Bahasa merupakan alat komunikasi, termasuk berdiaog dengan Allah SWT, sehingga bila Allah SWT mengerti semua bahasa makhluk-Nya, saya berkeyakinan, doa-doa saya yang pakai bahasa Indonesia pasti dikabulkan. Itu saja.
Namun, sebenarnya, itu hanya kebisaan jelek saja meremehkan, malas belajar, dan hal buruk lain, yang ada pada diri saya. Namun, kemudian, saya pun belajar. Dan belajar. Untuk persiapan berhaji kelak. Agar lebih khusyuk. Lebih afdol. Sugestif, berdoa dengan doa yang dibaca Rasulullah SAW dulu, lebih menambah khusyuk ibadah kita.
Untuk itu, saya baca-baca lagi buku DOA, DZIKIR, DAN TANYA JAWAB MANASIK HAJI DAN UMRAH terbitan Kemenag RI dengan cara nyicil sedikit demi sedikit. Sudah lumrah, usia tua, ingatan berkurang. Dengan doa dan istiqomah, insya Allah bisa kita hafal satu per satu doa-doa dan dzikir serta manasik haji tersebut. Lebih dari itu, kita juga harus rajin berdoa agar diberi katajaman pikir dan kekuatan menghafal, sebab semuanya juga atas anugerah Allah SWT.
Jangan lelah berdoa. Kadang, seperti saya, "bersuudzon" kepada Allah, mungkin doa kita tak akan dikabulkan sebab kita banyak doa, abai akan perintah-perintah-Nya, malas ibadah, malas beramal, dan sejenisnya. Padahal Allah SWT maha luas anugerah dan ampunannya. Doa merupakan senjata muslim, sehingga kita harus memakai senjata itu untuk memuluskan ihtiar kita, menggapai kesejahteraan dan kemuliaan dunia wal akhirat. Amiin.
Untuk itu, pembaca bisa mendownload buku panduan itu di link pada artikel di halaman ini. PDF buku panduan itu bersumber dari Kemenag RI. Semoga bermanfaat. (gas)