×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Katering Diusahakan Menu Daerah Asal Jamaah Haji

Saturday, April 6, 2019 | 09:19 WIB Last Updated 2019-04-06T02:21:32Z

HAJIMAKBUL.COM -- Indeks kepuasan jamaah haji 2018 telah mencapai predikat sangat memuaskan, tapi hal itu tidak membuat Kementerian Agama berhenti berbenah untuk meningkatkan pelayanan kepada jamaah haji tahun 2019 ini. Namun demikian, jamaah haji dan masyarakat secara umum dipersilakan memberi masukan, kritik, dan saran kepada panitia penyelenggara haji agar pelayanan bisa semakin baik.

Menteri Agama (Menag), Lukman Hakim Saifuddin, mengaku, pihaknya beserta jajaran Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) sudah melakukan sejumlah perbaikan dalam penyelenggaraan haji 1440 Hijriyah/2019 Masehi.

Saat berbincang dengan Pemimpin Redaksi Medcom.id, Abdul Kohar, di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Menag menyampaikan, bahwa ongkos naik haji atau Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun ini tidak mengalami kenaikan. Hampir sama dengan ongkos naik haji tahun lalu.

"Namun, tahun ini jamaah haji akan menerima banyak kelebihan dibanding tahun sebelumnya," kata Menag di Jakarta, Jumat (5/4/2019). Tampak Menag bersama tamunya  berbincang akrab diselingi minum secangkir kopi, hingga  wawancara pun berlangsung sekitar 45 menit.

Dalam kesempatan itu Menag juga mengungkapkan  beberapa perbaikan pelayanan haji yang akan diterima oleh jamaah haji Indonesia.

Pertama, penerapan jalur cepat  (fast track) bagi jamaah haji Indonesia akan ditambah. Dengan penerapan kebijakan ini, penyelesaian dokumen perjalanan, termasuk rekam biometrik, dilakukan sejak di embarkasi. 

“Jika tahun lalu masih uji coba di embarkasi Jakarta, maka tahun ini diharapkan layanan fast track bisa diberlakukan pada embarkasi lainnya,” kata Menag.

Kedua, jamaah haji Indonesia akan menikmati tenda ber-AC selama berada di Arafah. “Kalau tahun lalu belum ber-AC, tahun ini seluruh tenda Arafah akan difasilitasi dengan AC," tutur Menag.

Ketiga, penempatan permukiman jamaah akan dilakukan berdasarkan zona daerah. Ada tujuh zona,  yaitu: Syisah, Raudhah, Misfalah, Jarwal, Mahbas Jin, Rey Bakhsy,  dan Aziziyah. 

Menag menambahkan sistem zonasi ini didasarkan pada pengalaman tahun-tahun sebelumnya, di mana penempatan jamaah kloter yang bercampur di setiap sektor banyak mengalami kendala. Salah satunya terkait bahasa dan menu masakan yang dikonsumsi jamaah haji 

"Dengan sistem zona ini diharapkan petugas tidak lagi kesulitan dalam berkomunikasi karena memiliki kesamaan bahasa," ujarnya.

Selain itu, kata Menag, layanan katering juga akan diusahakan sesuai dengan rasa makanan khas masing-masing daerah. Dengan demikian, rasa makanan katering semakin variatif sehingga jamaah tidak merasa bosan.

Selama ini jamaah ada yang memprotes katering haji sebab menunya tidak sesuai dengan lidah mereka. Padahal asupan gizi makanan sangat penting bagi jamaah haji yang harua diakui merupakan indah fisik selain rohani. (hud)

×
Berita Terbaru Update