Foto: Pixabay
HAJIMAKBUL.COM - Acara peringatan Isra' Mi'raj di RT 5 RW 11 Bluru Permai Desa Bluru Kidul Sidoarjo Selasa 2 April 2019 tadi malam sungguh menunjukkan antusiasme warga dalam meneladani Rasulullah Muhammad SAW. Padahal hujan turun sangat deras sebelum acara dimulai.
Namun, Alhamdulillah, pas acara dimulai hujan reda dan warga pun memenuhi kursi-kursi undangan untuk mendengarkan cermah Isra' Mi'raj dari KH Noer Muhibbin dari Surabaya. Lega bin senang rasanya.
Warga anteng sambil sesekali tertawa sampai acara selesai pukul 23.00 malam, mendengar ceramah soal Isra' Mi'raj.
Kiai Noer Muhibbin dalam taushiyahnya menjelaskan soal teladan Nabi SAW yang sangat komplet. Mulai soal kehidupan rumah tangga hingga berpolitik kenegaraan. Mulai bagaimana Nabi SAW memperlakukan para istrinya dengan sangat baik, santun, lemah lembut, hingga Rasulullah memimpin negara dan umat.
"Suatu saat Nabi pulang kemalaman sehabis salat di masjid. Beliau mengetuk pintu sambil bersalam, sampai tiga kali, tidak dibukakan pintu oleh Aisyah. Nabi merasa, mungkin istrinya lelah, sehingga Beliau pun akhirnya tidur di depan pintu. Nopo bapak-bapak saget koyok Nabi ngoten (Apa bapak bapak bisa seperti Nabi begitu)?
Gak mungkin. Pasti marah, ooo wong iki bidek (mengumpat istrinya dengan menyebut tuli)," kata Kiai Noer dengan gayanya yang lucu hingga disambut tawa hadirin.
Begitu pula soal bernegara. Termasuk dalam memilih pemimpin. Tema paling mutakhir sekarang adalah pilpres sebab warga sebentar lagi --tepatnya pada Rabu 17 April 2019, akan berpesta demokrasi memilih pemimpin terbaik bagi bangsa dan negara ini.
"Kalau panjenengan meneladani Nabi SAW, kalau ibuk ibuk bapak bapak semua salatnya baik dan benar seperti dicontohkan Beliau, pasti akan berpolitik ala Nabi, politik yang baik, tidak bertengkar hanya karena beda pilihan capres atau caleg."
"Prabowo - Sandi dan Jokowi - Kiai Ma'ruf sama-sama pemimpin kita. Siapa pun yang terpilih, panjenengan yang sehari-hari berdagang ya tetap berdagang, yang tukang becak ya tetap mbecak, tidak mungkin jadi pangdam. Mustahil itu!"
"Jangan bertengkar, jangan seperti tetangga saya, antara mertua dan menantu tidak saling sapa, bertemu dieeem saja, hanya gara-gara beda pilihan. Mertuanya proPrabowo, menantunya proJokowi. Ini tidak boleh."
"Meneladani Rasulullah harus meniru akhlak Nabi yang baik. Dan Nabi memiliki akhlakul kharimah itu karena salatnya. Kalau melihat seseorang itu baik, lihat salatnya," kata Kiai Noer.
Begitulah. Inti Isra' Mi'raj adalah perintah paling istimewa dari Allah SWT untuk manusia yang disampaikan secara langsung kepada Nabi SAW. Tanpa perantara Jibril. Ini menunjukkan betapa pentingnya perintah salat.
Betapa kita harus mengutamakan salat. Mengapa? Sebab, salat itu sari patinya kehidupan. Bila ingin sukses dalam kehidupan, belajarlah dari salat secara mendetail. Mendalam. Sampai khatam. Lalu amalkan dengan kesungguhan, istiqomah, dan lebih dari itu keikhlasan.
Karena itu, 100% muslim yang berhasil dalam kehidupan, pasti salatnya baik dan benar mencontoh Rasulnya. Dan 100% orang yang gagal dalam kehidupan, adalah mereka yang salatnya compang camping ala kadarnya. Tidak sungguh-sungguh dan hanya gugur kewajiban saja.
Sungguh amat sangat teeerlaluuuuu, bila mengingat maha pentingnya perintah salat, di mana sampai-sampai Allah SWT harus memanggil langsung Rasulullah ke Sidratul Muntaha. Apa ada peristiwa yang lebih besar dari momen bertemunya Rasul dengan Allah SWT ini? Silakan jawab sendiri.
Namun, bila tidak ada peristiwa yang melampaui Isra' Miraj, pertanyaannya, mengapa Anda masih meremehkan perintah Salat?
Maka, bergegaslah ke masjid untuk salat bila mendengarkan kumandang adzan. Berwudlulah seperti bagaimana Nabi berwudlu. Bertakbiratul ihram, rukuk, i'tidal, bersujud, dan yang lain sesuai tata cara salat sesuai yang diajarkan Rasul.
Begitu maha pentingnya salat, mestinya kita eksplorasi sangat dalam apa yang ada di dalamnya. Salat yang kita lakukan merupakan buah manis dari proses panjang perjalanan fisik dan spiritual Rasulullah SAW sampai ke Sidratul Muntahan dan arsy. Tempat yang tidak mungkin dimasuki manusia paling pintar dalam melahirkan teknologi paling canggih sekalipun kecuali seizin Allah SWT.
Dan hanya satu manusia saja yang mendapat tiket ke tempat itu: Nabi Muhammad SAW. Sekali lagi, apakah Anda masih akan meremehkan perintah salat?
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا صَلَّى يُنَاجِي رَبَّهُ…
"Sesungguhnya bila seorang hamba mengerjakan salat, maka ia sedang bermunajat kepada Rabb-nya…”
Allah SWT juga telah berfirman dalam hadits Qudsi:
قَسَمْتُ الصَّلاَةَ بَيْنِى وَبَيْنَ عَبْدِى نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ ( الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ). قَالَ اللَّهُ تَعَالَى حَمِدَنِى عَبْدِى وَإِذَا قَالَ (الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ). قَالَ اللَّهُ تَعَالَى أَثْنَى عَلَىَّ عَبْدِى. وَإِذَا قَالَ (مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ). قَالَ مَجَّدَنِى عَبْدِى – وَقَالَ مَرَّةً فَوَّضَ إِلَىَّ عَبْدِى – فَإِذَا قَالَ (إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ). قَالَ هَذَا بَيْنِى وَبَيْنَ عَبْدِى وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ. فَإِذَا قَالَ (اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ ). قَالَ هَذَا لِعَبْدِى وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ
"Aku membagi ash-Shalat (surat Al-Fatihah) antara Diri-Ku dan diri hamba-Ku menjadi dua bagian, dan bagi hamba-Ku adalah apa yang dipintanya.
Apabila hamba tersebut membaca, ‘Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam,’ maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Hamba-Ku telah memuji-Ku.’ Jika ia mengucapkan, ‘Yang Maha Pemurah, lagi Maha Penyayang,’ maka Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah memujiku.’
Jika ia mengucapkan, ‘Yang Menguasai hari Pembalasan,’ maka Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah memuliakan-Ku.’ Jika ia mengucapkan, ‘Hanya kepada-Nya kami menyembah, dan hanya kepada-Nya kami memohon,’ maka Allah berfirman, ‘Inilah bagian bagi Diri-Ku dan hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku dalah apa yang dia minta.’
Dan jika ia mengucpakan, ‘Berilah petunjuk kepda kami atas jalan yang lurus, yaitu jalan yang telah Engkau beri kenikmatan bagi yang mengikutinya, bukan jalan-jalan yang Engkau murkai dan bukan pula yang Kau sesatkan,’ maka Allah berfirman, ‘Ini hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang dimintanya.”’
Orang Kristen Salat
Tuhan hanya satu: Allah SWT. Laaila ha illallah.
Yang memberi kesuksesan hidup ya hanya satu itu: Allah SWT. Allahu akbar. Karena itu, semua manusia di bumi dan mungkin di planet lain pasti mencari cara agar bisa selalu berinteraksi dengan Allah SWT. Bahkan kalau bisa secara langsung, seperti dilakukan Nabi SAW, tentu dengan tingkatan yang sangat amat kecil.
Caranya, ya dengan salat. Salat itu seperti menu instan, lebih tepatnya mungkin softwere, program, aplikasi super canggih, made in Rasulullah, agar kita bisa bermunajad dengan Allah. Gratis lagi.
Coba bayangkan, betapa cinta dan sayangnya Nabi SAW kepada kita?
Nah, tabiat manusia adalah meniru softwere, aplikasi canggih bikinan orang lain. Bagaimana mungkin komputer atau handphone canggih yang baru dilaunching, tiba-tiba diproduksi massal di China dengan harga murah? Itu sudah terjadi.
Lalu apa hal yang sama tidak mungkin terjadi pada salat. Maaf, apa tidak mungkin, salat yang maha penting ini, dicuri umat lain lalu diterapkan untuk sukses hidup mereka?
Bagaimana bila akhirnya Anda tahu, ternyata orang Kristen dan Yahudi itu salatnya lebih baik dari kita yang muslim? Coba kita renungkan kembali soal salat yang maha penting bagi sukses kehidupan manusia ini?
Bila orang Kristen atau Yahudi tahu salat begitu penting bagi manusia---bukan penting bagi Allah SWT lo ya!---pasti mereka juga akan mempelajari salat secara mendetail dan mengamalkannya.
Tradisi mereka lebih kuat mempelajari sesuatu yang baik dan memberi manfaat dan melakukannya. Mereka melakukan riset terhadap salat. Penelitihan mendalam, bahkan dengan anggaran tanpa batas, unlimited sebab duitnya banyak, hingga ditemukan rahasia mutakhir dari salat bagi sukses hidup manusia.
Karena itu, jangan heran nanti di akhirat, kita bertemu orang yang dulu kita kenal sebagai Kristen kok bisa masuk surga. Bukankah ini surga orang Islam?
Itulah ketidaktahuan kita. Orang Kristen itu setelah tahu betapa indahnya salat akhirnya masuk Islam. Bersyahadat dengan benar sesuai syahadat yang diajarkan Rasul, dan salatnya juga sesuai formula atau resep dari Rasul.
Kita tidak tahu mereka melakukan eksplorasi, ijtihad, hingga menemukan indahnya hasil dari proses ijtihad. Itu seperti para satri belajar agama. Seperti koki belajar memasak yang puncaknya merasakan lezatnya hasil masakannya.
Berbeda dengan kita muslim keturunan yang sudah dihidangkan menu lezat berupa salat oleh Rasulullah tapi malah mengabaikan. Lha tinggal makan saja kok susah. Kok malas? Itu pasti Anda sedang dikerjai setan.
Selanjutnya kita pelajari bagaimana ulah setan yang suka mencuri ilmu yang diberikan oleh Allah kepada manusia muslim pada tulisan berikutnya.
Tulisan ini pendapat pribadi saya yang sangat perlu kita diskusikan bersama. Untuk itu silakah berlangganan dengan memasukkan email di kotak berlangganan di bawah ini agar kita bisa saling diskusi atau di kolom komentar di bawah artikel ini. Terima kasih.
(Gatot Susanto)