HAJIMAKBUL.COM - Masyarakat berharap agar penambahan kuota sebanyak 10.000 bisa dilaksanakan pada musim haji tahun 2019 ini. Hal ini agar antrean haji segera bisa dikurangi sebab jumlah waiting list semakin banyak.
Sesuai janji Pemerintah Arab Saudi sebelumnya, bahwa setelah pembangunan Masjidil Haram selesai, kuota haji Indonesia akan dikembalikan seperti semula. Bahkan ditambah lebih banyak lagi setelah kapasitas Masjidil Haram bertambah, pasca-pembangunan besar-besaran beberapa tahun lalu.
"Saya berkali-kali mengecek porsi keberangkatan di website Kemenag, kalau tidak error, ya hasilnya tidak berubah. Sama seperti sebelumnya. Saya tetap berangkat tahun 2022. Saat kuota dikurangi akibat pembangunan Masjidil Haram, saya cek, berangkatnya 2024. Sekarang balik 2022. Karena itu, saya dan suami serta ibu berharap bisa maju lagi, misalnya tahun 2021 atau 2020 sebab ibu saya sudah tua," kata Ummu Kamilah, warga Sidoarjo, yang sudah daftar haji awal tahun 2012 silam, saat dihubungi Kamis 18 April 2019.
Calon jamaah haji lain khawatir rencana penambahan kuota batal sebab Arab Saudi bisa tidak konsisten dengan janjinya. "Semua tergantung Saudi. Kalau melihat jumlah muslim Indonesia, kuota kita mestinya lebih banyak lagi. Tapi sejak dulu segitu aja," kata Rahmat, warga Jombang.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin juga berharap penambahan kuota bisa dilaksanakan tahun ini. Untuk itu Menag mengatakan, pemerintah membagi tambahan 10.000 kuota secara proporsional bagi semua provinsi. Lebih dari itu Kemenag memprioritaskan para lansia dan para pendampingnya.
Menteri Lukman mengaku akan berusaha maksimal merealisasikan pengadaan fasilitas pelayanan untuk mengeksekusi tambahan 10.000 kuota itu.
“Kementerian Agama berusaha mewujudkan penyiapan fasilitas untuk tambahan 10.000 kuota ini,” kata Menag, Kamis (18/4/2019). Hal itu, kata Menag, tentu perlu tambahan anggaran sebab jumlah jamaah bertambah. Jumlah kloter dan petugas pun bertambah.
“Sebagian mungkin dari BPKH (Badan Pengelola Keuangan Haji), sebagian juga dari efisiensi yang dilakukan oleh Kementerian Agama, dan terakhir APBN khususnya untuk membiayai petugas-petugas tambahan,” kata Menag.
Namun, Lukman belum bisa memastikan berapa tambahan anggaran itu sebab masih dirapatkan dengan Komisi VIII DPR RI Selasa pekan depan. "Kami masih menghitung persisnya,” kata Menag.
Presiden Joko Widodo pada Kamis hari ini juga memimpin rapat kabinet terbatas (ratas) membahas tindak lanjut hasil kunjungan kerjanya ke Arab Saudi beberapa waktu. Termasuk membahas tambahan 10.000 kuota haji tahun 2019 dan peningkatan investasi Arab Saudi di Indonesia.
Sesuai janji Pemerintah Arab Saudi sebelumnya, bahwa setelah pembangunan Masjidil Haram selesai, kuota haji Indonesia akan dikembalikan seperti semula. Bahkan ditambah lebih banyak lagi setelah kapasitas Masjidil Haram bertambah, pasca-pembangunan besar-besaran beberapa tahun lalu.
"Saya berkali-kali mengecek porsi keberangkatan di website Kemenag, kalau tidak error, ya hasilnya tidak berubah. Sama seperti sebelumnya. Saya tetap berangkat tahun 2022. Saat kuota dikurangi akibat pembangunan Masjidil Haram, saya cek, berangkatnya 2024. Sekarang balik 2022. Karena itu, saya dan suami serta ibu berharap bisa maju lagi, misalnya tahun 2021 atau 2020 sebab ibu saya sudah tua," kata Ummu Kamilah, warga Sidoarjo, yang sudah daftar haji awal tahun 2012 silam, saat dihubungi Kamis 18 April 2019.
Calon jamaah haji lain khawatir rencana penambahan kuota batal sebab Arab Saudi bisa tidak konsisten dengan janjinya. "Semua tergantung Saudi. Kalau melihat jumlah muslim Indonesia, kuota kita mestinya lebih banyak lagi. Tapi sejak dulu segitu aja," kata Rahmat, warga Jombang.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin juga berharap penambahan kuota bisa dilaksanakan tahun ini. Untuk itu Menag mengatakan, pemerintah membagi tambahan 10.000 kuota secara proporsional bagi semua provinsi. Lebih dari itu Kemenag memprioritaskan para lansia dan para pendampingnya.
Menteri Lukman mengaku akan berusaha maksimal merealisasikan pengadaan fasilitas pelayanan untuk mengeksekusi tambahan 10.000 kuota itu.
“Kementerian Agama berusaha mewujudkan penyiapan fasilitas untuk tambahan 10.000 kuota ini,” kata Menag, Kamis (18/4/2019). Hal itu, kata Menag, tentu perlu tambahan anggaran sebab jumlah jamaah bertambah. Jumlah kloter dan petugas pun bertambah.
“Sebagian mungkin dari BPKH (Badan Pengelola Keuangan Haji), sebagian juga dari efisiensi yang dilakukan oleh Kementerian Agama, dan terakhir APBN khususnya untuk membiayai petugas-petugas tambahan,” kata Menag.
Namun, Lukman belum bisa memastikan berapa tambahan anggaran itu sebab masih dirapatkan dengan Komisi VIII DPR RI Selasa pekan depan. "Kami masih menghitung persisnya,” kata Menag.
Presiden Joko Widodo pada Kamis hari ini juga memimpin rapat kabinet terbatas (ratas) membahas tindak lanjut hasil kunjungan kerjanya ke Arab Saudi beberapa waktu. Termasuk membahas tambahan 10.000 kuota haji tahun 2019 dan peningkatan investasi Arab Saudi di Indonesia.
"Keduanya harus kita tindak lanjuti secepatnya, terutama rencana investasi Arab Saudi ke Indonesia. Saudi ingin Indonesia kerja sama dengan Saudi dan menjadikan negara kita sebagai hub bagi industri petrokimia di Asia Tenggara," kata Presiden Jokowi Kamis (18/4).
Rapat digelar sehari setelah gelaran Pemilu 2019. Menurut Jokowi, rencana investasi Saudi harus segera direspons. Mantan wali kota Solo itu menyebut bahwa Saudi ingin melakukan kerja sama di bidang industri petrochemical.
"Saya rasa ini yang segera kita putuskan dan tindak lanjuti," kata Jokowi.
Hadir dalam rapat ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani. Ada pula Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Sekretariat Kabinet Pramono Anung.
Kemudian Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dan Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar, dan Kepala Staf Presiden Moeldoko, serta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong. (Huda Sabily)