HAJIMAKBUL.COM - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta Kepala Kantor Wilayah dan Kepala Kantor Cabang Kementerian Agama di daerah blusukan mencari calon jamaah haji lanjut usia (lansia). Pasalnya, mereka harus diberi tahu agar bersiap untuk berangkat haji tahun ini setelah ada penambahan kuota 10 ribu jamaah.
Saat memimpin rapat menyangkut pesiapan pelaksanaan penambahan 10 ribu kuota haji tahun ini, Menag Lukman meminta jajarannya di daerah proaktif. Bahkan, harus melakukan jemput bola.
"Jamaah lansia harus menjadi prioritas dalam kaitan penambahan kuota haji tahun ini. Saya minta Kanwil dan Kankemenag proaktif menjemput bola, khususnya memberitahu kepada jamaah haji lansia yang mayoritas berada di daerah pedalaman dan terpencil di Indonesia. Saat inilah kita memprioritaskan jamaah lansia," kata Menag Lukman, Jumat (26/04/2019).
Hadir dalam rapat itu Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Muhajirin Yanis dan jajarannya. Sejumlah poin materi rapat yang dibahas di Kantor Kemenag Jalan Lapangan Banteng Barat No 3-4 Jakarta Pusat tersebut di antaranya prioritas terhadap calon jemaah haji lanjut usia (lansia), distribusi proporsional masing-masing provinsi per kloter hingga penambahan petugas haji yang direkrut di luar 10 ribu jemaah haji tambahan pada tahun ini.
Para lansia memang banyak yang mendaftar haji sebab mereka baru saja bisa mengumpulkan biaya haji selama bertahun-tahun dari hasil kerjanya. Sebelumnya, saat ada sistem dana talangan, mereka mendaftar dengan sistem yang sekarang dihapus sebab membuat antrean haji semakin panjang itu.
Terkait hal ini, Kementerian Agama juga tengah mengkampanyekan model haji bagi kaum milenial. Yakni semangat berhaji di kala masih muda. Hal ini juga untuk menghindari kecenderungan berhaji di masa tua yang termasuk risiko tinggi mengingat ibadah haji merupakan ibadah fisik dan rohani sekaligus.
Hal itu sudah terbukti hasilnya sebab sekarang banyak kaum milenial bersemangat untuk menunaikan ibadah haji. Hal ini juga semakin membuat antrean haji semakin panjang. Namun, bila kaum milenial sukses secara ekonomi, mereka bisa berhaji plus yang bisa segera berangkat haji. Namun demikian, haji plus sekarang antreannya juga cukup panjang.
Kalsel dan Sulsel
Sementara itu, dalam rapat kemarin Menag juga menjelaskan kuota penambahan tahun 2019 berdasarkan masa tunggu pada masing-masing provinsi. Dari rapat tersebut terungkap bila masa tunggu haji paling lama atau di atas 30 tahun yaitu Provinsi Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan.
Penambahan 10 ribu kuota haji, lanjut Menag, terjadi di akhir persiapan. Ini berdampak pada konfigurasi pengkloteran yang harus dipersiapkan agar bisa optimal dan maksimal. Dampak lainnya terkait penempatan dengan sistem zonasi yang memerlukan kebijakan untuk menghasilkan pembagian distribusi di setiap provinsi secara merata berdasarkan masa tunggu.
Hasil rapat ini nantinya akan dibahas bersama DPR, BPKH dan kementerian/lembaga terkait untuk mensukseskan penambahan 10 ribu kuota pada musim haji tahun ini.
(huda sabily)