HAJIMAKBUL.COM - Pemerintah terus berusaha meningkatkan pelayanan jamaah haji Indonesia, mulai penginapan Makkah dan katering. Misalnya jamaah haji akan mendapatkan menu khas daerah, sebanyak tiga kali dalam satu pekan pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Namun dengan memperhitungkan ketersediaan bahan baku di Arab Saudi.
“Ini menyesuaikan kebijakan akomodasi penempatan jamaah yang menggunakan sistem zonasi,” kata Kasubdit Katering Direktorat Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag Abdullah di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.
Makanan dengan menu zonasi ini berisi menu-menu khas dari masing-masing daerah. Misalnya, rawon bagi jamaah dari embarkasi Surabaya, soto betawi untuk jamaah embarkasi Jakarta, hingga pindang ikan patin untuk jamaah dari Sumatera. “Meskipun mungkin belum sempurna, kami mengupayakan cita rasa makanan dapat mendekati rasa makanan yang ada di Indonesia,” kata Abdullah.
Untuk itu pihaknya memberikan pelatihan kepada penyedia katering di tiga daerah kerja. "Kita akan latih para juru masak di tiga daerah kerja sehingga dapat menyajikan makanan yang kami harap mendekati cita rasa masakan Indonesia," ujar Abdullah.
Khusus di Makkah, Abdullah menyampaikan para penyedia katering pun telah berkomitmen akan menyajikan menu tambahan bubur kacang hijau setiap usai sholat Jumat. "Jadi bagi jamaah yang misalnya tinggal di Makkah selama 20 hari, maka paling tidak, dia minimal dapat menikmati bubur kacang hijau sebanyak dua kali," ujarnya.
Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis mengungkapkan selain penyajian menu zonasi, penyusunan menu makanan jamaah haji juga memperhatikan masukan jamaah haji. Salah satunya penerapan rumus 2,3,4, dan 5 untuk menyusun menu bagi jamaah haji setiap minggunya. Yaitu, dua kali menu telur, tiga kali menu daging, empat kali menu ayam, dan lima kali menu ikan.
Rumusan ini menurut Sri Ilham dielaborasi berdasarkan masukan jamaah pada survei indeks kepuasan haji yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun lalu.
Rekomendasi ini menurut Sri Ilham, karena banyaknya jamaah haji Indonesia yang telah tergolong lansia yang memilih mengurangi menu daging. “Karena saat survei tahun lalu, jemaah minta kita memperbanyak menu ikan dan mengurangi menu daging,” kata Sri Ilham.
Sri Ilham Lubis juga bicara soal hotel atau penginapan Makkah yang menyediakan air minum. “Selama ini kebanyakan jamaah berpikiran air minum ini melekat dengan pelayanan katering, jadi hanya diperoleh pada saat diberikan bersama makanan saja. Padahal tidak, karena tiap hotel harus menyediakan air minum, dan ini terlepas dari fasilitas yang ada pada layanan katering. Jadi jamaah berhak meminta kepada pihak hotel kalau itu tidak tersedia,” tegas Sri Ilham.
Menurutnya, berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan, tiap jamaah berhak memperoleh satu liter air minum per jamaah per hari selama berada di penginapan Makkah. Pihak penginapan juga diminta menyediakan air zamzam yang ditempatkan pada dispenser.
Jamaah juga berhak mendapatkan fasilitas lain seperti handuk serta perlengkapan mandi. “Layanan yang belum banyak jamaah tahu adalah ganti seprai. Jamaah banyak yang mengira selama di Makkah, ya seprainya itu saja. Padahal ada tiga lembar seprai beserta sarung bantal yang tersedia bagi jemaah. Tinggal komunikasikan saja kepada pihak pengelola,” jelas Sri Ilham.
“Khusus untuk di Makkah, di hotel juga kita sediakan mesin cuci yang dapat dipergunakan oleh jamaah,” imbuhnya.
Selain itu menurutnya, pihak hotel juga berkewajiban untuk menyediakan petugas kebersihan dan keamanan selama 24 jam. Selama ini seringkali petugas kebersihan tidak berani masuk ke kamar jamaah bila tidak diminta. Sayangnya menurut Sri Ilham, jamaah mengira tak ada fasilitas petugas kebersihan, sehingga seringkali mereka membersihkan kamarnya sendiri. “Padahal jamaah bisa mengkomunikasikan kepada pengelola, sehingga dapat dibantu untuk membersihkan kamar,” tuturnya.
Sri Ilham menyampaikan, kebijakan terbaru yang akan diterapkan pemerintah pada musim haji mendatang yakni penempatan jamaah di Makkah berdasarkan sistem zonasi. Terdapat tujuh wilayah zonasi meliputi: Mahbas Jin, Aziziah, Jarwal, Misfalah, Syisyah, Raudhah, dan Rei Bakhsy. Terdapat 173 hotel beserta tiga hotel cadangan yang telah di sewa full musim di Makkah yang akan digunakan untuk menampung 214ribu jemaah.
“Jarak terjauh hotel pada tahun ini sekitar 4.300 meter. Dan semua jemaah selama di Makkah juga mendapat fasilitas bus salawat, tanpa terkecuali,” imbuhnya. (huda sabily)