HAJIMAKBUL.COM - Matahari akan melintas tepat berada di atas Kakbah pada hari ini Senin 15 Juli 2019 pada pukul 16.26 WIB. Pada jam tersebut sangat tepat bagi umat muslim untuk meluruskan kembali arah kiblat.
Berita ini bisa dipantau lewat akun instagram resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Senin (15/7/2019). Untuk itu BMKG menyatakan cara melakukan pengecekan arah kiblat secara sederhana menggunakan batang lurus atau penggaris kayu panjang.Nah saat matahari tepat berada di atas Kakbah, bayang-bayang kayu dipastikan mengarah ke kiblat.
"Kondisi seperti ini akan terulang tiap tahunnya pada tanggal 27-28 Mei dan 15-16 Juli," tulis BMKG di akun instagramnya.
Dijelaskan BMKG, peristiwa ini hanya bisa diamati di wilayah Indonesia Barat dan Indonesia Tengah. Sementara itu, di wilayah Indonesia Timur, peristiwa ini tidak akan teramati karena matahari sudah terbenam.
"Untuk wilayah Indonesia Timur, dapat dilakukan pengamatan saat matahari tepat di antipoda (di sebalik arah) Kakbah, yang terjadi setiap 16 Januari pukul 06.29 WIT dan 28 November pukul 06.09 WIT," jelas BMKG.
Cara Mengecek
BMKG juga memberikan petunjuk cara mengecek arah kiblat. "Ayo lakukan pengecekan ulang arah kiblat di masing-masing tempat tinggalmu dengan cara yang sederhana!" seru BMKG.
Berikut adalah caranya:
1. Tancapkan/pasangkan batang lurus (contohnya penggaris kayu panjang) secara tegak lurus pada tanah/lantai sebelum matahari tepat berada di atas Kakbah pada pukul 16.26 WIB. Pastikan batang tersebut terkena sinar matahari dan akan menghasilkan bayangan nantinya.
2. Tandai arah bayangan yang dihasilkan oleh batang lurus yang telah disediakan tepat pada pukul 16.26 WIB.
3. Arah kiblat mengarah dari ujung bayangan menuju batang yang disediakan.
4. Kondisi seperti ini akan terulang tiap tahunnya pada tanggal 27-28 Mei dan 15-16 Juli.
Roshdul Qiblat--fenomena di mana matahari melintas tepat di atas Kakbah di Makkah Arab Saudi--itu mengingatkan kembali betapa penting peran Kakbah di Masjidil Haram sebagai lambang penyatu umat Islam. Peran Kakbah sebagai satu-satunya arah dalam salat membuat umat Islam harus menyingkirkan ego sektoralnya saat menunaikan salat. Bayangkan saja bila jutaan umat memiliki sendiri-sendiri arah kiblatnya, pasti kekacauan akan terjadi.
Namun bukan hanya soal kiblat yang menyatukan semua muslim, ternyata Kakbah juga menjadi pusat dari bumi. Dikutip dari artikel Mukjizat Kakbah yang ditulis Okrisal Eka Putra, The Egyptian Scholar of the Sun and Space Reserch Center, yang berpusat di Kairo, Mesir, pernah memublikasikan hasil penelitian Prof Hussain Kamel yang menemukan sebuah fakta bahwa Makkah adalah pusat bumi. Dalam penelitiannya, dia menyimpulkan, kedudukan Makkah betul-betul berada di tengah-tengah dataran bumi.
Awal penelitiannya hanya untuk mengetahui arah kiblat di kota-kota besar dunia dengan menggunakan perkiraan matematika dan kaidah yang disebut "spherical triangle". Dia mulai menggambar suatu lingkaran dengan Makkah menjadi sebuah titik pusatnya, dan garis luar lingkaran adalah benua-benuanya.
Dia dibantu dengan topografi tahun 90-an yang telah menjadi teori yang mapan bahwa secara ilmiah lempengan-lempengan bumi terbentuk selama usia geologi yang panjang, bergerak secara teratur di sekitar lempengan Arab. Lempengan-lempengan itu secara terus-menerus memusat ke arah Makkah.
Berdasarkan hasil penelitian ini, Arab Saudi meresponsnya dengan memulai proyek besar untuk mengganti rujukan waktu dunia dari GMT (Greenwich Mean Time) menjadi Makkah Mukarromah Time ( MMT). Dengan demikian, Kota Makkah bukan hanya sekadar arah kiblat, tetapi juga sebagai pusat koordinasi hitungan waktu. Jika waktu MMT ini diterapkan, akan memudahkan bagi setiap Muslim untuk mengetahui waktu salat.(gas)