HAJIMAKBUL.COM - Pengendali Teknis Bina Ibadah, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Oman Faturrahman, mewanti-wanti jamaah haji Indonesia yang sudah berada di Tanah Suci soal apa yang harus dilakukan selama menjalani ritual haji. Yakni tiga aktifitas yang harus dilakukan jamaah haji di tanah suci
Pertama aktifitas ibadah. Kedua, aktifitas ziarah. Dan ketiga aktifitas rihlah. Yang disebut rihlah itu perjalanan.
Pertama aktifitas ibadah. Untuk itu Oman wanti-wanti kepada jamaah haji di tanah suci bahwa ada ibadah yang wajib dan ada pula yang sunah.
Misalnya selama di Madinah, ibadah wajib yang terkait haji itu hanya satu, yaitu miqat di Bir Ali. Masalah pentingnya miqat di Bir Ali menjadi perhatian khusus para pembimbing dan konsultan ibadah sebab jangan sampai terlupakan oleh jamaah yang sibuk mengejar amalan sunnah tapi lupa pada yang wajib.
Karena itu Oman menekankan betul kepada para konsultan agar membimbing, memberikan konsultasi, visitasi, dan edukasi ke jamaah, supaya yang wajib itu yang di Bir Ali (miqat) jangan sampai terlewat.
Oman sendiri baru saja usai melakukan visitasi ke sejumlah sektor di Madinah. Sejauh ini hasil visitasi ke sektor, memasuki hari ke-12, dia menilai konsultasi ibadah yang diberikan oleh konsultan dan juga pembimbing ibadah, telah berjalan dengan baik dan lancar. Tidak ada masalah yang krusial.
"Begitu pula untuk salat Arbain, bahkan ada daftarnya sudah berapa kali, jadi InsyaAllah yang ibadah, ziarah dan rihlah semuanya terpenuhi, terfasilitasi oleh PPIH," katanya.
Kepada para konsultan ibadah, Oman berpesan agar dapat berkomunikasi dengan para pimpinan, ketua rombongan termasuk dengan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH).
"Ibadah haji itu semacam laboratorium untuk menguji bisa tidak kita beragama dalam situasi yang sangat kompleks, beragam, multikultural," katanya.
Oman benar. Berhaji menjadi sangat penting ketika kita memahami situasinya begitu rumit, melelahkan secara fisik, dan juga ruhani atau psikis. Karena itu ibadah haji juga dilihat kualitasnya dari kesabaran dan keikhlasan kita selama menghadapi kompleksitas masalah tersebut.
Selama ini kita banyak menemui jamaah haji suka marah-marah, kesal, tidak bersosialisasi dengan baik, tidak berhubungan baik dengan jamaah lain, terlalu protes terhadap layanan haji dan lain-lain sehingga seakan hanya memburu kenyamanan belaka. Ibadah haji melihat dari banyak sisi pasti banyak ketidaknyamanan yang harus dihadapi jamaah.
Tapi harus dipahami soal ketidaknyamanan ini sangat subjektif tergantung bagaimana jamaah meresponnya. Ada jamaah yang sabar dan merasa nyaman-nyaman saja meski situasinya sulit tapi ada juga yang merasa tidak nyaman karena kurang sabar dan ikhlas tersebut.
Dari semua itu, yang harus dipahami adalah ketika kita melakukan ibadah wajib. Nah ibadah wajib hampir semua dilakukan di Kota Makkah di mana semua jamaah berkumpul di sana. (MCH)