HAJIMAKBUL.COM - Untuk pertama kalinya saya diperkenalkan dengan batik khas Banjarmasin yang disebut dengan Sasirangan. Kemarin, seorang saudara yang saya cintai mengajak ke pusat perbelanjaannya dan menghadiahkan saya banyak sekali cendera mata cantik tersebut.
Sasirangan adalah seni melukis tradisional di atas kain sama seperti batik. Hanya saja jika batik menggunakan alat canting dan lilin, sedangkan Sasirangan memanfaatkan bahan perintang seperti tali, benang atau sejenisnya menurut corak-corak tertentu.
Tentu saja para leluhur di Kalimantan Selatan bukan tanpa tujuan meninggalkan warisan istimewa ini kepada generasi berikutnya.
Rupanya dalam setiap corak Sasirangan tersimpan makna yang ingin disampaikan orang-orang tua kita pada zaman dahulu. Melalui media seni batik, mereka meninggalkan jejak kebaikan kepada para penerusnya.
Misalnya pada motif bintang, mengandung pesan agar kita selalu ingat Kebesaran Allah, Yang Menciptakan bintang di langit dengan jumlah tak terhingga, dan Menjaga seluruh bintang-bintang tersebut beredar sesuai orbitnya setiap hari.
Ada pula motif tampuk manggis, yang mengajarkan kita agar selalu menjaga kejujuran. Karena manggis adalah buah yang jujur, apa yang ia perlihatkan di luar kulitnya, maka pasti sesuai dengan apa yang ia simpan di dalam buahnya.
Sedangkan corak kangkung kaombakan, berarti tanaman kangkung yang hidup menjalar di air dan batangnya tetap tegar tanpa putus meski air tersebut bergelombang dan berombak. Maknanya, kita harus berjiwa tegar meski hidup ini penuh dengan gelombang ujian.
Alangkah hebatnya generasi sebelum kita. Mereka hidup tak sekedar hidup, melainkan hidup untuk meninggalkan jejak kebaikan kepada penerus setelah mereka.
Berbeda dengan orang-orang kecil yang pikirannya pun kecil, yang hanya memikirkan diri sendiri. Sedangkan mereka adalah orang-orang besar yang berpikir besar, yaitu ikut memperhatikan orang lain. Mereka selalu berusaha menyebarkan kebaikan dan meninggalkan manfaat. Merekalah yang disebut dalam akhir ayat 134 Surat Ali Imran,
وَاللّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
"Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."
Al-Imam Ibnu Katsir menerangkan bahwa orang yang bertakwa adalah orang yang tidak hanya memikirkan diri sendiri. Tetapi mereka yang disibukkan dengan segala macam kebajikan, kepada kerabat maupun kepada saudara seiman lainnya.
Tak salah lagi, meninggalkan jejak kebaikan bagi orang lain adalah perkara yang sangat dianjurkan bagi setiap muslim. Seperti orang-orang bijak di Banjarmasin yang mewariskan nasihat-nasihat mereka dalam setiap corak Sasirangan yang indah. Bagaimana dengan kita? Kebaikan apa yang sudah kita siapkan untuk generasi penerus kita?
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!