Petugas haji di posko khusus dalam Masjidil Haram.
HAJIMAKBUL.COM - Jamaah haji Indonesia mulai Minggu 14 Juli 2019 sudah bergerak memasuki Kota Makkah. Situasi di Kota Makkah sedikit beda dengan Kota Madinah sebab jumlah jamaahnya akan jauh lebih banyak sebab semua ritual ibadah haji ada di kota suci ini.
Kota Makkah dan kota Madinah sama-sama telah dijadikan tanah haram oleh Nabi, sebagaimana hadits:
إن إبراهيم حرّم مكّة ودعا لها، وحرّمْتُ المدينة كما حرم إبراهيم مكة
"Sesungguhnya Ibrahim telah menjadikan Makkah sebagai tanah haram dan mendoakannya, maka aku menjadikan Madinah sebagai tanah haram sebagaimana Ibrahim menjadikan Makkah sebagai tanah haram" (HR Al Bukhari dan Muslim).
Sama-sama kota suci, tapi tidak samanya karena haji itu ada di Kota Makkah di mana Masjidil Haram dan Kakbah berada. Karena itu konsentrasi semua jamaah dari seluruh dunia ada di Kota Makkah.
Hal ini harus menjadi perhatian semua jamaah asal Indonesia sebab banyak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan tapi sering terjadi. Paling menonjol jamaah tersesat, jamaah lepas dari rombongan, dan jamaah sakit.
Terkait hal ini, perlu diketahui adanya para petugas haji Indonesia. Ciri-ciri mereka. Lokasi mereka saat berjaga dan poskonya. Hal ini untuk mempermudah jamaah meminta pertolongan para petugas tersebut. Dan penting pula para petugas tahu kebiasaan jamaah sehingga petugas sektor khusus Masjidil Haram ini menggelar geladi posko.
“Petugas sektor khusus di Masjidil Haram ini untuk mengantisipasi jamaah pisah rombongan usai melaksanakan umrah wajib yang biasanya mereka lakukan di awal kedatangan ke Makkah,” kata Kabid Perlindungan Jemaah PPIH Arab Saudi Jaetul Muchlis.
Lokasi Enam Posko
Jaetul menjelaskan, jamaah haji Indonesia yang baru pertama kali datang ke Masjidil Haram lalu terpisah dari rombongan, tidak perlu panik. Untuk itu perlu diketahui posisi enam titik yang ada dalam dan luar Masjidil Haram tempat petugas haji Indonesia.
“Caranya berjalan saja menuju titik-titik di mana telah kami sediakan petugas haji Indonesia untuk bersiap membantu. Titiknya ada di dalam dan luar Masjidil Haram,” kata Jaetul Mukhlis.
Jaetul mengatakan tim sektor khusus berjumlah 37 personel, berasal dari unsur perlindungan jamaah (linjam) yang merupakan personel TNI Polri, unsur bimbingan ibadah, serta tim Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji (P3JH).
Ada dua titik pengawasan yang berada di dalam Masjidil Haram. Titik pertama, berada di area dekat Hijr Ismail.
“Bisa juga patokannya tulisan besar berwarna coklat bertulis ‘Baabul Umrah’. Petugas akan ditempatkan di sini. Ini kita sebut sebagai Pos 5,” kata Jaetul.
Titik kedua, berada pada pintu menuju tempat Sai atau yang dikenal dengan Masaa. Ini menjadi Pos 2 Sektor Khusus Haram.
"Usai melaksanakan Tawaf, jamaah kita biasanya akan mengarah ke pintu ini untuk kemudian melaksanakan ibadah Sai. Bila bingung akan mengarah ke mana, temui mereka yang berseragam petugas haji Indonesia di titik ini, dan mereka akan segera membantu,” katanya.
Bila dua pos sebelumnya ada di dalam Masjidil Haram, Sektor Khusus pun menetapkan empat titik di luar Masjidil Haram yang akan ditempati banyak petugas sektor khusus.
Pertama, di pintu keluar marwah yang menjadi pintu berakhirnya Sai. “Ini kita sebut sebagai pos 1 Haram. Di sini biasanya jadi titik akhir jamaah usai melaksanakan rangkaian umrah,” katanya.
Tiga titik lainnya, masing-masing berada di depan Darul Arqam, di depan zam-zam tower, serta di depan hotel Dar Al Tawhid.
“Petugas nanti akan mengarahkan jamaah kepada jalan terdekat menuju pemondokan,” kata Jaetul.
Penempatan jamaah haji berdasarkan zonasi yang pertama kali dilakukan kali ini, diharapkan Jaetul dapat membantu jamaah maupun petugas untuk lebih cepat mengenali arah pemondokan. “Dengan zonasi ini, diharapkan jemaah lebih mudah hafal jalan menuju dan dari masjidil haram. Kalapun belum hafal, ingat untuk meminta bantuan kepada petugas haji Indonesia yang mengenakan seragam official, jangan yang lain,” ucapnya.
Adapun pembagian zonasi sebagai berikut:
- Zona Syisyah untuk jemaah asal Embarkasi Aceh (BTJ), Medan (MES), Batam (BTH), Padang (PDG), dan Makassar (UPG);
- Zona Raudhah untuk jemaah asal Embarkasi Palembang (PLM) dan Jakarta Pondok Gede (JKG);
- Zona Misfalah untuk jemaah asal Embarkasi Jakarta Bekasi (JKS);
- Zona Jarwal untuk jemaah asal Embarkasi Solo (SOC);
- Zona Mahbas Jin untuk jemaah asal Embarkasi Surabaya (SUB);
- Zona Rei Bakhsy untuk jemaah asal Embarkasi Banjarmasin dan Balikpapan; dan
- Zona Aziziah untuk jemaah asal Embarkasi Lombok (LOP). (MCH/gatot)