HAJIMAKBUL.COM - Bumi kembali disambangi gerhana bulan. Kali ini gerhana bulan parsial yang terjadi pada Rabu tanggal 17 Juli 2019 dini hari. Gerhana bulan parsial ini bisa diamati langsung di Indonesia.
Matahari dan bulan merupakan makhluk (ciptaan) Allah SWT. Sampai detik ini kedua makhluk tersebut selalu taat (tunduk patuh dan sujud) dengan perintah Allah untuk bergerak pada porosnya dan berkeliling pada garis edarnya.
Dikutip dari kiblat.net, dalam Al Quran ada 10 ayat lebih yang menerangkan tentang matahari dan bulan (QS. 13:2, 14:33, 16:12, 21:33, 29:61, 31:29 dst.), berikut ini salah satunya :
وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ دَآئِبَيْنِ ۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ (٣٣)
“Dan Dia (Allah) telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.” (QS. Ibrahim 14:33)
Sunnatullah itu dihadirkan untuk manusia. Maka manusia seharusnya taat pula kepada Allah Ta’ala, ketika melihat makhluk lain bersujud kepada-Nya, Apakah kita akan menentang untuk tidak bersujud ketika mendengar berita atau mengalami terjadinya gerhana? Tentu tidak, manusia yang taat akan ikut bersujud ketika ditampakkan tanda-tanda kekuasaan Allah atas ciptaan-Nya yang bersujud kepada-Nya.
Dalam surat dan ayat lain Allah berfirman:
وَمِنْ ءَايَٰتِهِ ٱلَّيْلُ وَٱلنَّهَارُ وَٱلشَّمْسُ وَٱلْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا۟ لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَٱسْجُدُوا۟ لِلَّهِ ٱلَّذِى خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ (٣٧)
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah.” (QS. Al Fushilat 41:37)
Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang Bulan tertutup oleh bayangan Bumi. Hal ini terjadi jika Bumi berada di antara matahari dan Bulan pada satu garis lurus yang sama sehingga sinar matahari yang menuju Bulan terhalang oleh Bumi.
Tapi, saat gerhana bulan parsial atau sebagian, Bumi tidak sepenuhnya menghalangi sinar matahari yang menuju Bulan. Sehingga masih ada sedikit sinar matahari yang sampai ke permukaan Bulan.
Berikut lima fakta menarik tentang gerhana bulan parsial 17 Juli 2019 seperti dikutip dari detik.com yang dirangkum dari berbagai sumber.
1. Durasi 5 Jam 37,4 Menit
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) menyebut gerhana bulan parsial kali ini akan berdurasi 5 jam 3,74 menit. Waktu terjadinya fase gerhana adalah sebagai berikut:
-Gerhana mulai: 01.42 WIB
-Gerhana sebagian mulai: 03.01 WIB
-Puncak gerhana: 04.30 WIB
-Gerhana sebagian berakhir: 06.00 WIB
-Gerhana berakhir: 07.19 WIB.
2. Banyak Negara Mengamati
Hampir semua negara bisa mengamati proses gerhana bulan ini, mulai dari Australia, Asia, Afrika, Eropa dan Amerika Selatan. Namun, pengamat di Samudra Pasifik, bagian utara Amerika, bagian timur Samudra Pasifik dan sebagian kecil bagian timur Asia tidak dapat mengamati keseluruhan proses ini.
3. Terulang 18 Tahun Mendatang
Gerhana bulan parsial 17 Juli 2019 ini merupakan ke-21 dari 75 anggota pada seri Saros 139. Gerhana bulan selanjutnya yang berhubungan dengan gerhana bulan ini adalah gerhana bulan sebagian yang akan terjadi pada tanggal 27 Juli 2037 atau dalam 18 tahun mendatang.
4. Muslim Sebaiknya Salat Gerhana
Kementerian Agama (Kemenag) mengajak umat Islam untuk turut melaksanakan ibadah Salat Gerhana atau Salat Khusuf. Sebelum melakukan Salat Khusuf, ada baiknya membaca niat Salat Khusuf berikut ini:
- Jika menjadi imam shalat gerhana bulan:
Usholli sunnatal khusuufi rok'ataini imaaman lillahi ta'aalaa
- Jika menjadi makmum shalat gerhana bulan:
Usholli sunnatal khusuufi rok'ataini ma'muuman lillahi ta'aalaa
- Jika melakukan shalat gerhana bulan sendirian:
Usholli sunnatal khusuufi rok'ataini lillahi ta'aalaa
5. Ada Nobal Gerhana Bulan Parsial
Nonton bareng gerhana bisa diikuti di Plaza Teater Jakarta yang berada di Jalan Cikini Raya No. 73, Menteng, Jakarta Pusat. Kegiatan ini gratis dan terbuka untuk umum, tapi jika cuaca buruk atau hujan, kegiatan ini bisa dibatalkan. Acara ini dimulai pada pukul 21.00 WIB untuk mengamati Jupiter dan Saturnus dan berakhir pada pukul 06.00 WIB keesokan harinya. (*)
Sumber ilustrasi: https://langitselatan.com/2019/07/15/gerhana-bulan-sebagian-17-juli-2019-dari-indonesia/