HAJIMAKBUL.COM - Setelah melakukan Arbain (salat 40 waktu di Masjid Nabawi secara berturut-turut), jamaah haji Indonesia gelombang I berangkat dari Kota Madinah menuju Kota Makkah Minggu 14 Juli 2019 siang nanti. Untuk menyiasati bagasi mengalami overload, barang yang diangkut dalam proses keberangkatan jamaah haji menuju Makkah adalah koper besar, tas kabin, dan kursi roda.
“Barang lain tidak diangkut,” kata Kepala Daerah Kerja Madinah Akhmad Jauhari.
Mereka yang berangkat ke Makkah berasal dari embarkasi Surabaya Kloter 1 (SUB 1) berjumlah 449 orang berangkat pukul 14.00 WAS. Kemudian pukul 16.00 WAS sebanyak 448 jamaah yang berasal dari embarkasi Batam kloter 1 (BTH 1) dan embarkasi Batam kloter 2 (BTH 2) dalam jumlah yang sama bergerak menuju Makkah.
Untuk itu jamaah harus sudah siap tiga atau empat jam sebelum jadwal keberangkatan. Seluruh koper besar pun harus sudah siap di lobi hotel. Kemudian jamaah diarahkan naik bus sesuai dengan rombongan untuk selanjutnya berangkat menuju Makkah.
Saat berada di Kota Makkah, sudah disiapkan lima unit bus shalawat yang telah terpasang stiker bertuliskan “Indonesia”. Untuk suksesnya pelaksanaan ibadah haji di Makkah, Sabtu kemarin Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bidang transportasi melakukan simulasi layanan bus shalawat (shalat lima waktu), di Makkah. Mulai dari depan Kantor Daerah Kerja Makkah menuju terminal Syeib Amir.
Tampak hadir dalam simulasi tersebut Konsul Jenderal RI Mohamad Hery Saripudin dan Kepala Daerah Kerja Makkah Subhan Cholid. Simulasi ini juga melibatkan seluruh petugas transportasi yang melayani jamaah selama berada di kota Makkah.
Kabid Transportasi PPIH Asep Subhana mengatakan pada musim haji 1440H/2019M ini pemerintah menyediakan 450 unit bus shalawat yang beroperasi selama 24 jam. Bus ini melayani sembilan rute untuk mengantar jamaah dari pondokan ke Masjidil Haram, dan sebaliknya.
Bus berkapasitas sekitar 70 penumpang ini dilengkapi air conditioner (AC), tombol darurat pembuka pintu, GPS, serta alat pemecah kaca. Dalam bus ini juga tersedia soket USB di dinding-dindingnya dekat tempat duduk penumpang yang bisa dimanfaatkan untuk mengisi daya ponsel maupun gadget lain. Tahun ini layanan bus shalawat dapat dinikmati oleh seluruh jamaah haji Indonesia tanpa terkecuali.
“Tahun ini jamaah menggunakan bus langsung dari hotel ke terminal di sekitar Masjidil Haram. Bila tahun sebelumnya ada beberapa rute yang mengharuskan jamaah berpindah bus untuk sampai ke Masjidil Haram, maka tahun ini sudah tidak ada lagi,” ujar Asep.
Layanan bus shalawat melibatkan dua operator. Pertama, Saptco melayani lima rute, masing-masing dengan stiker bus nomor 4 yang mengakhiri perjalanan di terminal Bab Ali, dan bus bernomor 5, 6, 7, serta 9 yang mengakhiri perjalanan di terminal Syib Amir. Bus shalawat ini memiliki ciri berwana merah.
Kedua, Rawahil melayani empat rute, masing-masing dengan nomor stiker bus nomor 8 dan 10 yang akan mengakhiri perjalanan di terminal Syib Amir, serta bus bernomor 11 dan 12 yang mengakhiri perjalanan di terminal Jiad. Bus shalawat ini memiliki ciri bercat warna hijau.
Meski jumlah bus shalawat yang disediakan sudah cukup banyak, untuk menghindari penumpukan penumpang, Asep mengimbau jamaah datang lebih dini bila ingin sholat fardhu di Masjidil Haram. Jangan mendekati waktu adzan. "Ini agar tidak berebut dengan jamaah lain dan nyaman di Masjidil Haram,” katanya.
Selain itu juga menghindari kemacetan di jalur menuju terminal. Begitu juga ketika ingin kembali ke pemondokan usai shalat fardhu, Asep mengimbau agar jamaah dapat bergiliran meninggalkan Masjidil Haram. "Ini agar tidak menumpuk," katanya. (MCH)