Foto: New York Post
HAJIMAKBUL.COM — Isu rasial bukan hanya heboh di Indonesia saja. Tapi juga di negara-negara Barat yang katanya negara maju dan pelopor demokrasi. Bahkan rasisme telah merajam Amerika Serikat hingga menyisakan luka yang sangat dalam bagi korbannya. Dan korban paling banyak sekarang adalah umat Islam.
Salah satu korban itu adalah anggota Kongres Amerika Serikat (AS) Ilhan Omar. Perempuan pemberani ini baru saja mengungkap sejumlah ancaman rasial yang diterimanya dalam beberapa waktu terakhir. Namun Ilhan Omar tidak menggalang massa untuk melakukan aksi demonstrasi anarkis dengan membakar atau merusak gedung pemerintah, melainkan dengan membongkar rasialisme itu sendiri.
Salah satunya dia mengungkap adanya ancaman bahwa dia akan dibunuh dalam sebuah acara kenegaraan oleh orang yang memiliki senjata besar. Maklum, perempuan tangguh ini sekarang bukan orang sembarangan, Omar adalah anggota Kongres AS yang menjadi perwakilan Minnesota. Dia juga merupakan keturunan Somalia-Amerika pertama yang terpilih sebagai pejabat legislatif di Negeri Paman Sam dari Partai Demokrat.
Perempuan berusia 37 tahun itu mengatakan, ada sejumlah pesan-pesan anonim yang mengancam dirinya. Hal itu membuat dia harus memiliki penjaga kemanan yang bisa melindunginya saat ada serangan dari para rasis tersebut.
Dia mengaku sangat menyesalkan ada kejadian di dunia ini yang membuat dirinya harus berlindung dari ancaman sesama manusia.
“Saya benci hidup di dunia di mana Anda harus dilindungi dari sesama manusia lain. Tapi, sampai orang ‘gila’ seperti ini berhenti mengancam hidup saya, maka saya harus menerima kenyataan untuk memiliki penjagaan,” kata Omar seperti dilansir BBC, Jumat (30/8/2019).
Sikap Omar ini menanggapi omongan rasis dari seorang kandidat Senat AS, Roy Moore. Politisi itu mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump tampaknya benar soal Omar. Dia pun mengatakan hendak mengembalikan Omar yang Muslimah tersebut ke Somalia. Bahkan, sejumlah politisi Partai Republik dari Alabama juga menyerukan agar Omar dikeluarkan dari Kongres.
Seruan itu datang setelah Omar dituding atas komentarnya mengenai hubungan AS - Israel. Omar pun telah membantah tuduhan bahwa dia bersikap anti-semit. Dia sering mendapat tuduhan itu dengan tujuan memojokkannya. Namun demikian dia meminta maaf karena pernah menyinggung mengenai stereotip Yahudi.
Sebuah resolusi pernah dibuat untuk mendesak delegasi kongres Alabama guna memulai proses pengusiran terhadap Omar atas tanggapannya mengenai Israel. Hal ini telah disetujui oleh Partai Republik.
Namun, Omar menegaskan bahwa dia terpilih dengan 78 persen suara dari orang-orang di distrik 5 Minnesota dan bukan Partai Republik Alabama. Dia tidak gentar dengan resolusi itu.
Sebelumnya, Trump juga memberikan komentar yang bernada rasisme pada Juli lalu. Saat itu, Trump meminta perempuan-perempuan yang berada di Kongres AS dan dari Partai Demokrat untuk kembali ke negara asal mereka yang ‘tidak kompeten’ meski tidak menyebutkan nama anggota kongres yang dimaksud. Namun semua orang tahu ucapan rasis Trump itu ditujukan kepada Omar Cs.
Selain Omar, ada Rashida Tlaib yang juga menjadi sasaran dari pernyataan Trump. Menurut Omar, dia menerima lebih banyak ancaman ‘pembunuhan’ setiap kali komentar rasisme dari presiden datang.
Omar juga menghadapi laporan dari Komisi Pemilihan Federal (FEC) dari Pusat Kebijakan dan Kebijakan Nasional yang konservatif. Ia telah dipertanyakan mengenai penggunaan dana kampanye untuk membayar jasa konsultan politik dan dugaan hubungan gelap. Namun, dia membantah adanya perselingkuhan dan secara tegas menolak membahas tentang kehidupan pribadinya. (RPK/hud)