Mas Yuleng Ben Tallar (almarhum) dan Menggapai Surga. (foto ngopibareng.id)
HAJIMAKBUL.COM - Saya sudah lama mencari novel yang bercerita soal umrah. Atau setting ceritanya saat umrah di Makkah dan Madinah. Setelah saya cari ada satu novel karya Dian Nafi tapi soal haji. Judulnya Miss Backpacker Naik Haji yang ingin saya ulas nanti terutama karena sekarang ada tren haji lepas alias backpacker tersebut.
Namun kemudian saya menemukan di tumpukan buku saya karya wartawan senior Surabaya, almarhum Mas Yuleng Ben Tallar. Novel itu diluncurkan pada hari Kamis (20/7/2017). Ini novel kelima dari Mas Yuleng, bos saya sewaktu menjadi wartawan di Surabaya Post dulu. Judul novel itu: Menggapai Surga.
Novel itu bercerita tentang dua tokoh yaitu Marce Marconna dan Abdul Qaidir. Hubungan keduanya sangat unik, saling membuntuti, mulai dari Surabaya, Kuala Lumpur, Makkah hingga Madinah di Arab Saudi. Nah dalam perjalanan itulah dialog dan konflik-konflik dibangun, dengan suka dan duka.
Abdul Qaidir memiliki misi khusus saat membuntuti Marce Marconna. Dia ingin menguak siapa sejatinya dirinya. Gadis yang selalu dia kuntit itu dianggap sebagai pintu masuk untuk mengungkap tabir tentang sejak dirinya. Karena itu, ke mana pun Marce pergi dia selalu ada di sana. Termasuk saat gadis itu pergi ke tanah suci.
Dalam perjalanan mereka berkenalan seperti tidak sengaja. Padahal Qaidir sengaja membuntuti gadis itu. Namun kemudian Marce Marconna cepat akrab dengannya. Bahkan lebih dari simpati. Qaidir sangat memperhatikannya sehingga dia menyukainya. Mulai dari hal-hal kecil sampai pada masalah yang serius diperhatikan. Hal itu yang membuatnya jatuh cinta. Tapi benarkah? Itulah yang sangat ditakutkan oleh Marce Marconna. Jatuh cinta. Sebab dia sudah menguburnya. Namun, kebersamaan mereka selama di tanah suci membuat hubungannya melebihi dari sekadar jatuh cinta.
Pengorbanan keduanya pun tidak sia-sia. Seakan Allah SWT meridhoi perjumpaannya. Tapi apakah keduanya benar-benar akan hidup bersama? Sebaiknya pembaca membaca sendiri Menggapai Surga, atau menjalin sendiri ceritanya dari plot yang dibuat Mas Yuleng tersebut.
Saat peluncuran buku novel ini, sejumlah tokoh hadir. Toto Sonata, misalnya, memberi kesan, bahwa dirinya sampai menitikkan air mata ketika bacaannya sampai pada bagian tertentu.
“Saya menyebut Menggapai Surga adalah novel religi dan dakwah, bukan berarti menggurui kecuali penulisnya sangat berharap tokoh-tokohnya memperoleh kebajikan dan masuk surga,” katanya.
Aqua Dwipayana--penulis 12 buku dan semuanya mencapai best seller, terutama The Power of Silaturahim, juga menyebut senada. “Banyak nilai bisa diperoleh dalam novel itu. Bukan cuma nilai agama seperti waktu umrah, tapi juga ketika sang tokoh berurusan dengan petugas imigrasi. Novel ini sangat Islami. Dua hal yang saya catat dari Menggapai Surga ini yaitu mensyukuri apa yang kita peroleh, dan satunya selalu ikhlas,” kata Aqua.
Dahlan Iskan, wartawan senior yang pernah menjadi Menteri BUMN, juga menyebut ada kejutan dalam novel itu. Dahlan mengaku dirinya memiliki target setiap bulan membaca satu novel. Jadi bukan cuma buku umum, tapi juga novel. Dia pun selalu berpesan pada wartawan-wartawan muda, untuk menjadi penulis yang baik, bacalah novel.
“Ketika membaca Menggapai Surga saya tadinya tidak menyadari bahwa ini sebuah novel. Saya kira ini catatan jurnalistik seorang wartawan. Terus terang, ketika membaca sepertiga bagian pertama, saya sudah putus asa. Tetapi tetap saya lanjutkan membaca, dan kemudian setelah sepertiga bagian pertama itu saya menemukan seuatu yang penting, yang menyadarkan bahwa saya ternyata membaca novel,” kata Dahlan.
“Karena itu pesan saya kepada pembaca, jangan putus asa membaca novel ini. Selesaikan, Anda akan menemukan banyak hal yang menarik. Saya mencatat sedikitnya ada enam atau tujuh surprise dalam buku ini. Kesimpulan saya, Yuleng adalah seorang novelis. Imaginasinya kuat, dia jagoan. Itulah yang membuat saya akhirnya mengakui bahwa Menggapai Surga adalah novel beneran, bukan catatan perjalanan serorang wartawan,” jelasnya.
Untuk itu, mari berdoa untuk sang penulis Menggapai Surga, Mas Yuleng Ben Tallar, agar sekarang benar-benar berada di surga. Tempat paling mulia di sisi Allah SWT. Amiin. (gas/nb)