×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Geger Penembakan di Amerika Serikat, Diaspora Indonesia: Kami Aman dan Sehat!

Thursday, March 25, 2021 | 10:45 WIB Last Updated 2021-03-25T04:35:11Z

 

Lokasi penembakan brutal. (AFP/GettyImages)

HAJIMAKBUL.COM - Aksi penembakan brutal terjadi lagi di sebuah supermarket di Colorado, Amerika Serikat (AS). Aksi yang memicu kengerian itu menewaskan 10 orang termasuk seorang polisi. Hingga Rabu (24/3/2021) belum diketahui motif dari aksi penembakan maut itu, tapi sebelumnya aksi serupa yang menewaskan 8 orang di sejumlah panti pijat diduga bermotif rasial lantaran ada korban seorang perempuan keturunan China.


Salah seorang warga negara Indonesia di  Kota New York, Ira A. Bateman, saat dihubungi   membenarkan ada ketegangan bernuansa rasial di Kota New York. Namun, kejadian itu tidak menimpa warga Indonesia di negeri Paman Sam. Meski tidak sampai ketakutan mereka tetap harus berhati-hati.


Ira A. Bateman dan Mustari Siara, diaspora yang juga tinggal di Kota New York, mengatakan, semua diaspora aman-aman saja. Selain itu, tidak semua kota di AS menghadapi isu rasial. Bahkan di Kota New York sendiri hanya sejumlah wilayah saja yang menghadapi kasus semacam itu.  

Ira A. Bateman


Paling sering, kata Ira, kekerasan rasial terjadi di Kota New York di mana sesuai pemberitaan pelakunya warga kulit putih maupun kulit hitam yang ekstrem. Artinya, tidak semua warga AS juga melakukan tindakan rasial.  


"Warga Indonesia tidak mengalami kejadian itu. Saya lihat warga India juga tidak. Yang pernah, warga China, Thailand, Korea, mungkin secara fisik mirip. Mata sipit dan kulit putih. Ini gara-gara Covid-19," kata Ira Bateman Rabu (24/3/2021).


Mustari Siara


Mustari Siara, mantan aktor film Indonesia, juga mengatakan, warga Indonesia di Amerika tidak mengalami kejadian itu. "Kami warga Indonesia aman dan sehat," katanya.


Sebelumnya, setiap warga negara Indonesia (WNI) di New York, AS dan sekitarnya juga diimbau untuk segera mengajukan laporan jika mengalami tindak diskriminasi atau kekerasan bermotif rasial di kota tersebut.  Hal itu dilakukan setelah New York sedang dilanda banyak insiden kekerasan bermotif rasial.


Imbauan itu disampaikan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di New York melalui akun Instagram resmi mereka, @indonesiainnewyork, Kamis (11/3/2021). Imbauan kepada WNI itu dimuat dalam surat imbauan no 058/Kons/New York/III/2021 tertanggal 6 Maret 2021.


"Sehubungan dengan terjadinya insiden diskriminasi dan kekerasan bermotif rasial di kota New York, Pemerintah Kota New York telah meluncurkan website untuk melaporkan tindak diskriminasi atau kejahatan bermotif rasial dimaksud di laman: https://www1.nyc.gov/site/cchr/media/covid-19.page," demikian isi imbauan tersebut.


Sementara itu, KJRI New York juga mengimbau WNI untuk terus memantau situasi keamanan di wilayah itu dari media massa ataupun sumber-sumber resmi pemerintah setempat.  Jika terjadi keadaan darurat, KJRI New York mengimbau untuk menghubungi 911, dan jika memerlukan bantuan, KJRI New York juga membuka hotline dan bisa menghubungi KJRI New York pada nomor : 347 806 9279, 646 491 3809, 646 238 8721, 929 366 9842 atau 929 329 4872.


Tersangka Anti-Sosial

Hingga Rabu kemarin warga AS masih dicekam kasus penembakan di supermarket di Colorodo yang mengakibatkan 10 orang tewas.  Identitas tersangka pelaku penembakan brutal di sebuah supermarket di Boulder, Colorado, itu akhirnya diungkap ke publik. Pria yang dirawat di rumah sakit karena terluka dalam peristiwa penembakan massal itu, diketahui bernama Ahmad Alissa.


"Tersangka telah diidentifikasi sebagai Ahmad Alissa berusia 21 tahun," kata Kepala Polisi Boulder Maris Herold dalam konferensi pers seperti dikutip dari AFP, Rabu (24/3/2021).


Ahmad Alissa diketahui merupakan warga di pinggiran kota Denver, kota yang bertetangga dengan Boulder. Polisi menyebut pelaku menjalani sebagian besar hidupnya di Amerika Serikat.  Menurut media AS, mengutip akun Facebook yang tidak diverifikasi atas namanya, Alissa lahir di Suriah pada tahun 1999 dan pindah ke Amerika Serikat pada 2002.


Dari Facebook itu, Alissa dikenal sebagai penggemar seni bela diri dan gulat. Dia juga kerap membuat postingan tentang Islam, kritik terhadap mantan presiden Donald Trump, dan beberapa pesan terkait homofobia.


Dalam penuturan kakak Alissa, Ali, kepada majalah online The Daily Beast, dikatakan dirinya sangat bersimpati terhadap para korban. Ali menggambarkan saudaranya itu sebagai orang yang 'paranoid' dan 'antisosial'.


"Saat dia makan siang dengan saudara perempuan saya di sebuah restoran, dia berkata, 'Orang-orang di tempat parkir, mereka mencari saya. ' Dia keluar, dan tidak ada siapa-siapa. Kami tidak tahu apa yang ada di kepalanya," kata Ali.


Aksi penembakan massal itu terjadi di supermarket bernama King Soopers di Table Mesa, Boulder, pada Senin (22/3/2021) sore, sekitar pukul 15.00 waktu setempat. Polisi hingga saat ini belum mengungkap motif di balik insiden penembakan maut di Colorado itu. Petugas penjara Boulder menyebut tersangka cukup sehat untuk dibawa ke penjara.


Media AS melaporkan senjata yang digunakan mirip senjata militer AR-15. Alissa yang melakukan baku tembak dengan polisi mengalami luka-luka dan kini dirawat di rumah sakit dalam kondisi stabil.


"Dia didakwa dengan 10 dakwaan pembunuhan tingkat pertama dan akan segera dibawa ke penjara daerah Boulder," kata Herold.


Polisi juga membacakan satu per satu nama dari 10 orang yang tewas dalam serangan di Colorado itu. Mereka adalah para pria dan wanita berusia dari 20 hingga 65 tahun, termasuk satu polisi yang merupakan ayah dari tujuh anak.  Dalam kesempatan yang sama, Jaksa Wilayah Boulder Michael Dougherty bersumpah bahwa 'nama pembunuh akan hidup dalam penghujatan'. "Kami akan pastikan tersangka dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya kemarin," katanya.


Ini bukan kasus pertama. Sebelumnya, penembakan brutal yang terjadi di dua panti pijat di Atlanta, Amerika Serikat, Rabu (17/3/2021) WIB. Peristiwa ini menewaskan delapan orang di mana sebagian korban wanita keturunan Asia.


Seperti diberitakan Assiciated Press, kejadian pertama terjadi sekitar pukul 17.00 sore waktu setempat. Lima orang ditembak di Young's Asian Massage Parlor di Acworth, sekitar 30 mil (50 kilometer) utara Atlanta.  Dua dari korban tewas dan tiga korban luka dibawa ke rumah sakit setempat. Namun kemudian dua korban luka tersebut meninggal dunia di rumah sakit. 


Kejadian kedua terjadi pukul 17.50. Kepolisian setempat mengatakan ada empat wanita keturunan Asia menjadi korban brutalitas orang-orang garis keras dari kalangan kulit putih tersebut.  Sebanyak tiga orang meninggal di sebuah spa di timur laut Atlanta sementara orang keempat tewas di spa lain di seberang jalan. Petugas polisi awalnya menerima panggilan perampokan di spa itu. Lalu menemukan ada panggilan penembakan di seberang jalan.


Serangan pada warga keturunan Asia melonjak di berbagai wilayah AS. Salah satu kejadian yang dialami warga Malaysia yang ditonjok seseorang tak dikenal di luar sebuah stasiun kereta bawah tanah di New York.  


Seperti dilaporkan Newsweek dan dilansir The Star, serangan itu terjadi di luar pintu masuk stasiun kereta bawah tanah East Broadway F, tidak jauh dari area Pecinan di Manhattan, New York. Serangan terjadi pada Selasa (2/3/2021) malam, sekitar pukul 23.00 waktu setempat.  Rekaman CCTV menunjukkan Teoh Ming Soon (56), seorang pekerja konstruksi yang sudah 20 tahun tinggal di AS, ditonjok oleh seseorang tak dikenal saat dalam perjalanan pulang. Menurut laporan, Soon mengalami luka memar di mata bagian kiri dan luka-luka di bibirnya. (gas/det)





×
Berita Terbaru Update