×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kiprah Ibu-ibu Muslimat NU Arab Saudi Saat Musim Haji di Tengah Pandemi (Bagian 3): Sulitnya Daftar Haji yang Harus VIP

Saturday, July 24, 2021 | 06:48 WIB Last Updated 2021-07-24T00:25:41Z



Saat ini para jamaah haji yang memiliki izin resmi sudah selesai melakukan Wukuf di Arafah. Tahun ini ada 327 Warga Negara Indonesia terdiri atas ekspatriat, mahasiswa, dan PMI (Pekerja Migran Indonesia),  mendapat kesempatan menunaikan ibadah haji. Sebagian ibu-ibu Pengurus Cabang Istimewa Muslimat Nahdlatul Ulama (PCI MNU) Arab Saudi bercerita soal sulitnya mendaftar haji tahun ini. Padahal  sebelumnya mereka hampir setiap tahun berhaji. Ya, mulai berhaji ala koboi (backpacker) sampai yang VIP.    


Laporan Gatot Susanto


SALAH satu keinginan WNI di Arab Saudi memang agar bisa berhaji setiap musim haji. Namun untuk musim haji tahun lalu dan tahun ini banyak yang tidak mendaftar sebab aturannya sangat ketat dan harus membayar lebih mahal. Padahal, tahun-tahun sebelum pandemi, mereka bisa leluasa berhaji. Kalau pun mendaftar, mereka merasa kesulitan, sehingga memilih untuk menunda haji tahun depan saat pandemic sudah hilang.


Hal itu juga dialami Ibu Rufinah Suryadi. Wakil Ketua PCI MNU Arab Saudi ini dulu pun hampir setiap tahun berhaji. Namun dua tahun ini tidak berhaji. 


"Alhamdulillah, setiap tahun kami berhaji. Sewaktu pertama haji di sini saya hamil tujuh bulan. Lalu baby lahir dan berikutnya selalu berhaji membawa anak-anak. Itulah keuntungan di Arab Saudi, kita bisa berhaji hampir setiap tahun. Sementara bila di tanah air harus menunggu sangat lama. Antrean atau waiting listnya bisa bertahun-tahun.  Alhamdulillah melaksanakan hajinya di sini mudah, tapi tahun kemarin dan tahun ini tidak pergi sebab pandemi. Tahun ini ada yang daftar juga, tapi karena mahal itu menunda berhaji.  Semoga tahun depan pandemi sudah selesai sehingga kami bila badan sehat dan ada umur kita bisa berhaji lagi. Ya harus selalu berhaji sebab mumpung di sini, lebih mudah, sehingga sesibuk apa pun kita melaksanakan ibadah haji," ujarnya kepada Hajimakbul.com dan DutaIndonesia.com. 

   

Baca Berita Terkait:  Kiprah Ibu-ibu Muslimat NU Arab Saudi Saat Musim Haji di Tengah Pandemi (Bagian 2): Mengenang Saat Berhaji Backpacker


Namun, karena situasi luar biasa yang melanda seluruh negara, pemerintah Arab Saudi memberlakukan kebijakan baru terhadap pelaksanaan haji tahun ini. Hanya ada kuota sebesar 60.000 jamaah haji dan hanya diperuntukkan bagi jamaah domestik (warga Saudi dan Ekspatriat yang berada di Saudi) dan memiliki izin haji atau tasreh. 


Dimulai  pukul 01.00 siang pada tanggal 13 Juni- 23 Juni 2021 pukul 10.00 malam, melalui portal Localhaj.haj.gov.sa, para calon jamaah haji bisa mendaftar dengan ketentuan berumur 18-65 tahun dan sudah mendapat vaksin dosis lengkap yang diakui oleh pemerintah Arab Saudi. 


Ada beberapa ibu-ibu Muslimat NU Arab Saudi yang turut mendaftar haji tahun ini. Seperti Ibu Merti Arini, Koordinator bidang Ekonomi yang mencoba mendaftar bersama suami dan anak-anaknya. 


“Qadarullah kami tidak masuk kuota nih untuk hajian tahun ini. Kita daftar bertiga sama suami dan si bungsu. Yang masuk kuota hanya si bungsu saja yang memang belum pernah hajian. Tapi karena dari awal ingin haji sekeluarga, akhirnya di-cancel saja. Insyaa Allah tahun-tahun berikutnya bisa hajian.” cerita Bu Merti kepada Hajimakbul.com dan DutaIndonesia.com. 


Baca Berita Terkait: Kiprah Muslimat NU Arab Saudi di Tengah Pandemi Covid-19 (Bagian 1): Rutin Pengajian Virtual hingga Membimbing PMI Bermasalah


Begitu pula Ibu Rosidah Nasroh (Koordinator bidang Hubungan Luar Negeri dan Pengembangan Jaringan) yang juga turut mencoba mendaftar haji melalui portal online Kementerian Haji Arab Saudi. Menurut Bu Yossy, sapaan akrabnya, dirinya tidak mendaftar karena sudah mendapat informasi banyak yang ditolak. 


”Saya tidak ikut hajian teh Faridah. Kami sekeluarga baru 4 tahun lalu hajian. Sudah dicoba-coba tapi masih belum bisa di-accept. Tahun ini  pemerintah Arab Saudi memberikan kuota 60.000 orang, tetapi yang daftar mencapai 500.000 orang.  Jadi memang sangat sulit untuk bisa lolos. Karena kebanyakan yang saya kenal ditolak,“  katanya kepada Faridah sang ketua PCI MNU Arab Saudi.


Selanjutnya Ibu Neneng Romlah, sekretaris 1, yang juga ikut mendaftar bersama suaminya. “Awalnya mau coba-coba daftar saja isi dulu data-data kita, Alhamdulillah pas daftar bisa masuk. Yang lain pada susah masuknya mungkin karena banyak yang daftar. Kayaknya untung-untungan juga. Setelah bisa masuk dan daftar, ternyata ada daftar ulang yang ditentuin pilihan  bayarnya ada 3 golongan. Rata-rata di atas 10 ribuan, yang VIP 16 ribuan. Kalau mau lanjut kita harus milih yang VIP seperti yang muncul di layar. Yaah.. jadi mundur teratur deh sambil angkat tangan heee..“ katanya.




Haji tahun ini memang betul-betul berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Ada tiga pilihan paket yang disediakan Kementerian Haji Arab Saudi. Dari info yang diterima Muslimat NU di instagram jeddahyuk yang dikelola oleh sejumlah WNI di Jeddah, berikut adalah daftar paket haji tahun 1442 H.


-Paket 1 Program VIP (Menara/towers) 

SR 16, 560.50, setelah dikenakan pajak (VAT) SR 19, 044.57

-Paket 2 Program Berkemah VIP 

SR 14, 381.95, setelah dikenakan pajak (VAT) SR 16, 539.24

-Paket 3 Program Berkemah 

SR 12, 113.95, setelah dikenakan pajak (VAT) SR 13, 931.04


Selain itu ada pula cerita yang juga sangat menarik di balik ibadah haji tahun 1442 H ini. Ada pengurus Muslimat NU Arab Saudi, Ibu Hartatik (anggota bidang Hubungan Luar negeri dan pengembangan jaringan) yang mendapatkan tawaran untuk menjadi pekerja pengawas catering haji. Tawaran ini kembali dia terima setelah tugas-tugas sebelumnya dia laksanakan dengan baik. Tapi karena alasan pandemic covid-19, dengan berat hati dia menolak tawaran tersebut. 


“ Saya juga mendapat tawaran untuk jadi pengawas catering  Armina tahun ini selama 8 hari. Tapi tidak saya ambil karena situasi saat ini. Kalau dari pengalaman sebelumnya, kita ditraining selama 3 hari untuk mendapat pengarahan tugas waktu di Armina. Kemudian di Arafah kita tugasnya mengecek tenda sebelum jamaah haji datang, apakah semua tenda siap pakai apa belum? Selanjutnya kita mengecek dapur apa sudah dalam keadaan bersih apa belum? Mengecek stok makanan benar-benar bagus atau layak konsumsi atau tidak? Selain itu, tugas kami memberi sarapan, makan siang, makan malam tepat waktu.  Di Mina begitu juga, kita datang duluan untuk ngecek tenda jamaah & seperti tugas di Arafah. Kami merasa sangat bahagia jika dapat membantu jamaah haji selama berada di Arafah dan Mina sampai jamaah pulang ke hotel masing-masing,“ katanya.

 

Melihat kondisi itu Faridah selaku ketua PCI Muslimat NU Arab Saudi juga menyampaikan harapannya agar bisa berhaji lagi. “Kami ibu-ibu PCI Muslimat NU Arab Saudi juga merindukan suasana haji  di Arafah, di Mina, di mana seluruh jamaah haji bersimpuh kepada Allah SWT, memanjatkan doa-doa bersama, mengharapkan maghfirah dan ridho-Nya. Semoga pandemic ini segera berakhir dan kita semua bisa menjadi Dhuyufur Rahman di Baitullah. Makkah Al-Mukarromah,“ kata Faridah. (*)


×
Berita Terbaru Update