×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Selamat Tahun Baru, Ini niat dan Keutamaan Puasa di Bulan Muharram

Monday, August 9, 2021 | 21:00 WIB Last Updated 2021-08-09T14:00:53Z
Ilustrasi: tribunnews.com/Freepik/@Kerfin7

HAJIMAKBUL.COM - Umat Islam di seluruh dunia bersuka cita menyambut datangnya tahun baru Hijriyah, 1 Muharram 1443 Hijriyah. Namun, berbeda dengan perayaan tahun baru masehi 1 Januari, yang gemebyar berpesta secara berlebihan, penyambutan tahun baru Islam lebih baik dilakukan dengan melaksanakan berbagai amalan atau ibadah yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW.


Misalnya puasa dari hari pertama hingga ke sepuluh bulan Muharram sesuai anjuran  Rasulullah SAW dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra,  yang   berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ‘Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim).


Dari hadis tersebut, para ulama berkesimpulan bahwa menjalankan puasa sepanjang bulan Muharram adalah sunnah. Namun, di antara hari-hari itu, 10 hari pertama, khususnya tanggal 9 (tasu’a), 10 (‘asyura), dan tambahan tanggal 11 adalah hari paling utama untuk berpuasa.


Adapun niat puasa Muharram adalah sebagai berikut.


 نَوَيْتُ صَوْمَ الْمُحَرَّمِ لِلّٰهِ تَعَالَى   


Nawaitu shaumal Muharrami lilâhi ta’âlâ.  


 Artinya, “Saya niat puasa Muharram karena Allah ta’âlâ.” 


Khusus hari kesembilan (tasu’a) dan kesepuluh (‘asyura), ada niatnya tersendiri sebagai berikut.


 نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوعَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى  


Nawaitu shauma Tâsû’â-a lilâhi ta’âlâ. 


Artinya, “Saya niat puasa Tasu’a karena Allah ta’âlâ.”   


Niat puasa Asyura secara lengkap: 


   نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى 


Nawaitu shauma Âsyûrâ-a lilâhi ta’âlâ. 


Artinya, “Saya niat puasa Asyura karena Allah ta’âlâ.”   


Setidaknya, ada lima keutamaan puasa Muharram. 

Pertama, menjadi puasa yang paling utama, sebagaimana hadits riwayat Imam Muslim. 

Kedua, termasuk dalam keutamaan berpuasa dalam bulan-bulan mulia atau al-asyhurul hurum. 

Ketiga, puasa sehari dalam bulan Muharrram pahalanya sama dengan puasa 30 hari.

Keempat, khusus puasa hari Asyura, yakni pada tanggal 10 Muharram, maka akan menjadi pelebur dosa setahun yang telah lewat. 

Kelima, puasa Tasu’a pada 9 Muharram dan puasa 11 Muharram yang dijadikan pelengkap puasa Asyura pada 10 Muharram, menjadi pembeda umat Islam dengan umat Yahudi yang sama-sama berpuasa di hari Asyura. (*)  

Sumber: nu.or.id



×
Berita Terbaru Update