HAJIMAKBUL.COM - Para biro penyelenggara ibadah umrah bersyukur Arab Saudi membuka lagi pintu umrah untuk jamaah Indonesia. Mereka menunggu kepastian dan detail regulasinya agar segera bisa memberangkatkan jamaah.
Direktur Haji Umrah PT Annur Maknah Wisata (PT Anamta Tour) Hj Meria De Vega termasuk yang menunggu kepastian dari Arab Saudi dan Kementerian Agama RI.
Maria masih melihat kabar ini kemungkinan baru sebatas lingkup kementerian luar negeri Indonesia dan Arab Saudi saja. Namun demikian pihak penyelenggara umrah masih ada beberapa hal yang perlu dipertanyakan agar regulasi umrah tidak memberatkan jamaah.
"Kami dari penyelenggara mencatat kemarin dari press briefing bahwa masih ada karantina 5 hari. Ini yang menjadi pertanyaan, karena dari yang sudah berangkat dari negara lain, selama sudah lengkap vaksin dari daftar yang disetujui Arab Saudi bisa langsung umrah. Tapi kok Indonesia dibedakan?" katanya.
Selain itu, kata dia, pihaknya berharap agar pemerintah mempertimbangkan aturan karantina kedatangan dari luar negeri. Yakni karantina 8 hari yang rencananya diubah menjadi 5 hari. "Aturan ini tentunya masih memberatkan jamaah," ujar Maria.
Sementara soal harga yang kabarnya Rp 26 juta, hal itu masih berupa estimasi. Sebab belum termasuk karantina dan protokol kesehatan lain. Artinya masih menunggu semua regulasi dari Arab Saudi.
Sedang soal vaksin sudah dijalankan. "Yang belum nanti booster. Info dari pemerintah kalau memang saat dibukanya umrah masih dibutuhkan booster, tentunya akan difasilitasi oleh pemerintah. Jadi insya Allah aman," katanya.
Soal sertifikat vaksin Indonesia yang belum ada barcode juga masih jadi masalah di Arab Saudi. "Kami dan juga Konjen RI di Arab Saudi sudah laporan ke Kemenkes RI agar sertifikat vaksin diperbaiki supaya bisa terbaca di Saudi," katanya.
50 Ribu Jamaah
Seperti diberitakan DutaIndonesia.com sebelumnya, kabar dibukanya pintu masuk ke Arab Saudi untuk jamaah umrah Indonesia disambut gembira semua pihak. Sejumlah pihak terkait bersiap memberangkatkan jamaah umrah bila Saudi benar-benar sudah membuka penerbangan Indonesia ke Tanah Suci dengan semua regulasinya.
Konjen RI di Jeddah Eko Hartono mengatakan sekitar 50 ribu calon jamaah umrah Indonesia disiapkan untuk diberangkatkan terlebih dahulu. Mereka adalah jamaah yang tahun lalu gagal berangkat ke Tanah Suci.
"Infonya ada sekitar 50.000 jamaah umrah yang tahun lalu sudah siap berangkat dan tertunda karena Covid-19," kata Eko seperti dikutip dari MNC Portal, Minggu (10/10/2021).
Eko menjelaskan sebanyak 50 ribu jamaah umrah tersebut akan diprioritaskan diberangkatkan tahun ini. Namun untuk tanggal pelaksanaan ibadah umrah belum diumumkan secara resmi.
Menurut dia, masih ada hal-hal teknis yang masih perlu ditindaklanjuti. Terutama terkait vaksinasi dosis ketiga atau booster dan sertifikat vaksin.
Terkait dengan hal ini, Kementerian Kesehatan RI mengungkapkan syarat bagi jamaah Indonesia yang hendak berangkat umrah.
“Syarat yang harus dipenuhi yaitu vaksinasi, sertifikat vaksin, dan bebas Covid-19 melalui pemeriksaan PCR swab,” kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana Minggu (10/10/2021).
Dia mengatakan, vaksinasi menjadi kewajiban, mengingat hal tersebut merupakan bagian dari regulasi pemerintahan Arab Saudi.
“Semua jemaah wajib sudah dilakukan vaksinasi dan dalam kondisi sehat saat dilakukan pemeriksaan sebelum pemberangkatan,” ujarnya.
Selain itu, jamaah juga harus memiliki aplikasi PeduliLindungi, di mana saat ini pihak Kemenkes juga tengah mempersiapkan kemungkinan penggunaan bersama aplikasi PeduliLindungi dengan aplikasi sejenis milik Arab Saudi, Tawakkalna.
Budi Sylvana menjelaskan, sebelum memberangkatkan jamaah umrah ke Tanah Suci, ada beberapa hal yang tengah dipersiapkan Kemenkes. Salah satunya menjaga agar kondisi Covid-19 di Indonesia terus terkendali. (gas)