Oleh Haji Zainal Abidin SE
KITA sedang berada di batas perubahan zaman. Dan Corona sebagai alat tekan untuk memaksa penduduk bumi agar segera menyesuaikan dengan era baru. Era digitalisasi.
Tentu banyak kelemahan dan kekurangan yang perlu kita perbaiki sambil berjalan. Tapi jangan berhenti, karena ragu dan gamang dengan situasi ini.
Sesungguhnya situasi saat ini adalah keniscayaan yang tak perlu ditakuti. Termasuk pula dalam penyelenggaraan ibadah haji dan umrah.
Misalnya:
Tawakalna (aplikasi semacam pedulilindungi) hingga saat ini belum bisa kita gunakan sepenuhnya. Dimana masih merah (ungu).
Padahal data diri kita sudah masuk dalam sistem di Tawakalna. Antara lain data diri, dan hasil tes PCR dua kali di Kota Jeddah, dapat dilihat di Tawakalna.
Izin untuk melakukan ziarah Rasulullah SAW dan berdoa di Raudah bisa kita dapatkan secara offline. Tapi untuk masuk ke Masjid Nabawi selalu mengalami ketidakpastian, sehingga harus ribut kecil dengan petugas.
Ini disebabkan di pada HP kita, Tawakalna tidak memberikan indikator hijau.
Lalu gelang dari Muassasah kita tunjukkan, kadang di terima tapi sering juga ditolak. Meski demikian sholat lima waktu masih bisa saya dapatkan di dalam Masjid Nabawi.
Rasa minder dengan jemaah dari negara-negara lain juga sedikit mengusik hati ini.
Maksud saya itulah kekurangan-kekurangan yang tak perlu dicemaskan, sambil berjalan kita perbaiki. Tentunya melalui jalur diplomatik dari kedua negara.
Saya bersyukur dan sungguh menikmati perjalanan ibadah umrah mitigasi ditengah pandemi covid-19 sekarang ini.
Kami bersama pengurus AMPHURI dan dari perwakilan PPIU lain sedang melakukan semacam penjajakan atau simulasi, bagaimana proses umrah di tengah pandemi, yang nantinya bisa jadi panduan untuk jamaah Atria atau jamaah lain agar berjalan aman dan lancar. Masalah yang tadi saya sebutkan akan dicarikan solusi untuk memperbaikinya.
Semoga ini sebagai sinyal positif. Bahwa kita harus bersiap memasuki era baru digitalisasi termasuk dalam melakukan perjalanan umrah dan haji.
Jangan cemas, jangan berhenti dan menanti keadaan yang normal sempurna. Karena didunia ini tidak ada yang sempurna.
Wallahu alam bissawab
ππππ
Salam dari tanah haram Madinatul Munawwarah.ππ (*)
* Penulis adalah Direktur Utama Atria Tour & Travel dan anggota Dewan Kehormatan AMPHURI Pusat.