Salah satu yang berangkat untuk ibadah umrah
adalah Direktur Utama PT Atria Tour & Travel, Zainal Abidin SE. Selain Zainal Abidin, yang juga anggota Dewan
Kehormatan AMPHURI, tampak pula di antara rombongan, Ketua Umum DPP AMPHURI
Firman M. Nur, Ketua Dewan Kehormatan
Imam Bashori, Bendahara Umum M. Tauhid Hamdi, yang sekarang tengah berada di
Madinah. Selain itu, ada pula Wakil Ketua Umum M. Azhar Gazali, Wasekjen Rizky
Sembada, Ketua Bidang Haji Ismail Adhan, Wakabid Hubungan Antar Lembaga Saipul
Bahri, dan Ketua Koperasi ABM, Amaluddin Wahab, yang sekarang berada di Makkah.
Zainal Abidin melaporkan dari Tanah Suci, Rabu
(5/2/2022), bahwa tujuan pengiriman tim ini semacam simulasi ibadah umrah agar
ada panduan bagi jamaah umrah yang nanti diberangkatkan oleh masing-masing
PPIU. Termasuk terkait regulasi baik di Tanah Air maupun di Tanah Suci.
"Rencana karantina 5 hari di Jeddah,
misalnya. Tapi Alhamdulillah, hanya 4 hari 3 malam. Sekarang kami menuju Madinah. Ini umrah
perdana sebagai uji coba setelah sekian lama ditutup. Dalam rangka mitigasi
umrah di tengah pandemi. Yang nantinya akan menjadi guideline bagi jamaah umrah
Indonesia pada umumnya dan jamaah umrah dan haji ATRIA pada khususnya. Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar.
Allahumma shalli wasallim ala Sayyidina Muhammad wa ala alihi Sayyidina
Muhammad," kata Zainal Abidin kepada Hajimakbul.com dan DutaIndonesia.com, Rabu (5/1/2022).
Sejumlah pihak mengatakan bahwa sejak ditemukan
kasus baru omicron di Arab Saudi, pemerintah setempat semakin memperketat
protokol kesehatan bagi jamaah umrah. Namun demikian, Zainal Abidin bersyukur
proses "mitigasi umrah" kali ini
berjalan aman dan lancar.
"Alhamdulillah, pelaksanaan ibadah di Masjid
Nabawi lancar, aman, tertib. Dan sangat teratur. Prokesnya semi ketat. Ketika
kami ziarah ke Rasulullah SAW, dan saat berada di Raudhah, sangat tertib.
Terasa sangat nyaman sekali," kata Zainal Abidin.
Pantauan di sejumlah lokasi ziarah sudah ramai
jamaah umrah. Misalnya di Jabbal Rahmah dan Jabbal Tsur. Para jamaah sudah
memadati kedua tempat itu untuk melakukan ziarah. Namun demikian, petugas
memantau pemberlakuan protokol kesehatan dengan sangat ketat. Semua tempat umum wajib memakai masker. Bila
kedapatan tidak memakai masker, jamaah akan kena denda 1.000 riyal atau sekitar
Rp 3,8 juta.
Sempat Ditegur
Bendahara Umum AMPHURI, M. Taufik Hamdi, sempat
kena teguran karena berada di tempat umum tanpa mengenakan masker. Dia langsung
diingatkan agar segera mengenakan masker. Namun, Taufik Hamdi tidak sampai
terkena denda Rp 3,8 juta.
"Beruntung saya hanya diingatkan dan tidak kena denda," kata
Taufik Hamdi.
Ketua Umum AMPHURI, Firman M. Nur, yang juga
tengah berada di Kota Madinah,
mengatakan, selama di Tanah Suci tim mitigasi mempelajari segala aspek
menyangkut ibadah umrah di masa pandemi. Karena itu, tim dipecah beberapa
kelompok, untuk mencari masalahnya sekaligus mencarikan solusinya. Untuk itu
pula di dalam tim ada perwakilan PPUI.
"Ibadah umrah bisa kita lakukan dengan baik
selama kita bisa mengikuti ketentuan yang diberlakukan oleh Pemerintah Arab
Saudi maupun Pemerintah Indonesia. Kami kirim tim ini juga untuk mendukung
program Pemerintah demi kelancaran penyelenggaraan umrah di masa pandemi,"
katanya dalam webinar series yang digelar AMPHURI Rabu kemarin.
Bendahara Umum M. Taufik Hamdi menambahkan,
secara umum proses kedatangan jamaah umrah di Madinah cepat dan lancar.
Rombongan transit di Abu Dhabi sebelum mendarat di Bandara Madinah. Saat di
bandara, mereka diperiksa PCR-nya
beserta semua dokumen yang sudah disiapkan dari Jakarta, seperti visa,
vaksin, meningitis, paspor, sidik jari, dan lain-lain.
"Kami tidak difoto sebab foto kami sudah
direkam di data bandara. Semua tidak ada masalah dan cepat. Kami disambut dengan ramah oleh semua petugas
di bandara, saya apresiasi soal penyambutan ini. Tidak sampai satu jam sudah
sampai hotel. Di hotel dibagikan gelang untuk memastikan kami benar-benar
jamaah umrah. Bagi yang punya gelang boleh masuk Masjid Nabawi. Yang tidak,
harus pakai Tawakalna (aplikasi semacam pedulilindungi, Red.)," katanya.
Saat berada di Masjid Nabawi, kata dia, protokol
kesehatan cukup ketat. Jamaah menerapkan physical distancing 1,5 meter. Saat
ada jamaah tidak menjaga jarak langsung ditegur oleh askar.
"Saat hendak ke Raudhah ada reservasi
melalui Tawakalna. Prosesnya berlangsung sangat tertib. Kami bisa menikmati sekitar 15 menit
beribadah di Raudhah. Ini sungguh berbeda saat umrah di hari biasa yang
berdesak-desakan. Kami merasakan bisa benar-benar beribadah," katanya.
Ketua Tim, M. Azhar Gazali, menyampaikan, bagi
mereka yang akan memasuki kawasan Masjid Nabawi diharuskan menggunakan gelang
identitas yang disediakan oleh muassasah. “Ketika kami hendak memasuki Masjid
Nabawi sekitar pukul 3.30 waktu Arab Saudi, kami sempat ditahan oleh petugas
keamanan yang menanyakan gelang sebagai identitas kami. Alhamdulillah, kami
seluruhnya telah dibekali identitas tersebut,” ujar Azhar, yang juga Waketum
DPP Amphuri.
Dalam pengamatan Tim Advance, kata Azhar, jumlah
jamaah dari berbagai negara yang masuk ke Madinah terus bertambah. “Kami sempat
bertemu dengan jamaah dari negara Asia seperti Thailand dan Malaysia, bahkan
ada dari Maldives yang akan melaksanakan ibadah umrah,” kata Azhar yang sudah
tiga hari berada di kota Madinah bersama Tim Advance dari total lima hari yang
direncanakan untuk melakukan observasi.
Azhar mengatakan, Tim Advance sempat berkeliling
dan mengunjungi hotel-hotel yang biasanya ditempati jamaah Indonesia. Termasuk
beberapa hotel yang menjadi favorit jamaah Indonesia, di mana saat ini
kondisinya tutup.
Penutupan umrah beberapa waktu lalu dan kurangnya
jamaah umrah, terutama dari lima negara
pengirim jamaah terbesar, salah satunya Indonesia, berdampak besar
terhadap bisnis hotel dan juga perniagaan di kawasan Al Haram. “Toko-toko yang
dulunya ramai, kini banyak yang tutup. Ini tentu saja berdampak pada perputaran
ekonomi di sekitar wilayah tersebut,” ujarnya.
“Kita berharap ke depan situasi ini pelan-pelan
bisa berangsur normal kembali, walaupun butuh waktu dan juga kemampuan dalam
mengendalikan pandemi covid-19, sehingga keinginan umat muslim untuk berumrah
kembali bisa terlaksana,” imbuhnya.
Hal sama saat berada di Makkah. Setelah menempuh
enam jam perjalanan dari Madinah menuju Mekkah, Tim Mitigasi Sistem Umrah
AMPHURI tiba di Kota Makkah almukarramah pukul 21.30 waktu Arab Saudi. Tim langsung menuju Hotel Movenpick yang ada
di Tower Zamzam.
“Alhamdulillah setelah lima hari berada di
Madinah, tepat pukul 14.30 kami bertolak ke Makkah untuk menunaikan ibadah
umrah dengan mengambil miqat di Birr Ali dan tiba di Makkah pukul 21.30 waktu
Saudi. Sepanjang perjalanan tak henti-hentinya kami bertalbiyah yang dipandu
oleh ustadz Farid,” kata M. Azhar Gazali.
Menurutnya, sepanjang pengamatan Tim di lokasi
miqat, situasinya tidak seramai di saat umrah masa normal. “Tampak sepi,
kemarin tidak banyak jamaah yang akan mengambil miqat,” ujarnya.
Azhar mengatakan, untuk bisa memasuki Masjidil
Haram, seluruh tim sudah dibekali tasreh (surat izin). “Gelang yang kita
gunakan sejak masih di Madinah, di Makkah pun dapat digunakan untuk masuk ke
Masjidil Haram melaksanakan shalat lima waktu,” katanya.
Lebih lanjut, Azhar mengabarkan bahwa situasi di
sekitar masjid maupun di dalam penjagaannya cukup ketat. “Termasuk penerapan
aturan physical distancing selama shalat serta pengetatan pemakaian masker
akibat meningkatnya penyebaran virus covid-19 varian omicron di Saudi,”
imbuhnya.
Setiap jamaah, kata Azhar, tidak diperkenankan
lagi untuk melakukan shalat Sunnah sebelum thawaf, seperti saat umrah normal.
Tidak hanya itu, jamaah juga tidak diperbolehkan berlama-lama berada di mathaf,
apalagi berkerumun selepas thawaf. “Hal
ini jadi bagian tindakan preventif yang dilakukan otoritas Saudi terhadap
penyebaran covid-19,” katanya.
Usai thawaf, Tim melanjutkan Sa’i. Namun
lagi-lagi, di area yang cukup ramai ini, jamaah tidak diperbolehkan
berlama-lama. Artinya, setelah selesai Sa’i, jamaah diminta langsung tahallul.
Bahkan tahallul harus dilakukan di luar area Sa’i. “Alhamdulillah, seluruh
rangkaian ibadah umrah bisa kami lakukan selama dua jam,” pungkas Azhar. (nas/gas)