JAMAAH Anamta Tour saat beribadah umrah di Tanah Suci. |
HAJIMAKBUL.COM - Jamaah umrah Indonesia terharu saat merasakan beribadah dengan lebih khusyuk di musim transisi pasca- Pemerintah Arab Saudi mencabut larangan karantina, swab PCR, dan protokol kesehatan Covid-19 lain di Tanah Suci. Namun demikian, selama prosesi umrah menjelang berakhirnya aturan lama, jamaah masih merasakan karantina, memakai masker, dan menjaga jarak antar jamaah.
Direktur Haji Umrah PT Annur Maknah Wisata (PT Anamta Tour), Hj Maria De Vega, yang baru saja pulang dari umrah bersama jamaahnya, mengatakan, alhamdulillah, semua prosesi umrah berjalan lancar. Jamaah Anamta Tour bersyukur mengalami dua era umrah, yakni di masa pandemi Covid-19 dan masa transisi saat Pemerintah Arab Saudi mencabut aturan terkait protokol kesehatan Covid-19 seperti keharusan swab PCR dan karantina.
"Kami kebetulan berangkat saat masa transisi perubahan aturan. Kami berangkat pada 26 Februari 2022 memakai pesawat Garuda Indonesia Jakarta- Madinah dan Jeddah - Jakarta. Kami pulang dari Jeddah tanggal 9 Maret, tiba di Jakarta tanggal 10 Maret. Program dari maskapai total 13 hari," kata Maria de Vega, kepada Hajimakbul.com dan DutaIndonesia.com, sambil menunjukkan itinerary (jadwal perjalanan), Selasa (15/3/2022).
Saat Pemerintah Arab Saudi menerapkan aturan baru, jamaah Anamta Tour berada di Kota Suci Makkah. Begitu juga saat ada perubahan aturan dari Satgas Covid-19 Indonesia. Namun, di Indonesia sesuai aturan baru tetap memberlakukan karantina dan PCR, hanya saja diubah menjadi 1x24 jam saja.
"Akhirnya kami bisa keluar karantina di Jakarta tanggal 11 Maret 2022. Kami juga sempat merasakan karantina institusional di Saudi. Ya 5 hari 4 malam saat ketibaan di Madinah. Jadi saat kami tiba, masih ada karantina. Kemudian saat kami sampai Makkah, malam itu juga ada aturan kalau karantina dicabut. Jadi ibaratnya kami melaksanakan karantina terakhir di Arab Saudi. Ini terasa sungguh mengharukan. Ibadah terasa lebih khusyuk bagi saya dan para jamaah," katanya.
Saat pulang ke Tanah Air di Bandara Jeddah, kata dia, masih ada swab PCR. Namun hal itu sebagai syarat untuk memenuhi aturan prokes bagi perjalanan luar negeri yang masuk Indonesia. "Jadi, sekarang sebetulnya tidak ada bedanya dengan saat sebelum pandemi dulu. Saat awalnya dikarantina, kami tidak bisa keluar dari hotel. Setelah karantina, kami diberikan gelang dari muasasah sebagai tanda karantina telah selesai. Perasaan saat menerima gelang itu benar-benar bahagia. Karena jamaah kami mengikuti prokes, jadi penantian selama karantina menjadi sesuatu yang benar-benar dinantikan," ujarnya.
Saat keluar dari karantina, kata dia, perasaan bebas terasa sekali. "Dengan adanya gelang, kami bisa leluasa beribadah sholat 5 waktu di Masjid Nabawi. Namun saat itu masih diberlakukan jaga jarak. Jadi shaf-shaf sholat masih renggang dan Masjid Nabawi masih sepi. Di Madinah masih banyak hotel yang belum beroperasi. Seperti masa peralihan. Ke masjid juga masker harus kami gunakan selalu. Bahkan saat sholat tidak pernah kami lepas. Ibadah terasa banget syahdu," katanya.
Maria de Vega juga bersyukur sebab saat perjalanan ke Makkah, salah satu bus yang ditumpangi jamaah Anamta Tour bermasalah. Ban pada roda bus rusak. "Jadi kami tiba di Makkah agak terlambat. Saat umrah akhirnya terlambat dari jadwal. Jadwal umrah sekarang diatur oleh muasasah dengan adanya surat ijin (tasreh). Nah pas kita tiba di Makkah, sebelum berangkat ke masjid, keluarlah aturan kalau karantina dihapuskan. Jaga jarak juga dihapuskan. Ijin masuk ke masjid dihapuskan," ujarnya.
Bisa dibayangkan terasa indahnya. Saat ke masjid, rombongan berangkat pukul 00.30, sehingga melihat sendiri petugas di Masjidil Haram mencabut stiker physical distancing di area mataf (lokasi tawaf). "Saat sholat di Masjidil Haram di pagi harinya, sudah tidak ada jarak lagi. Alhamdulillah," katanya penuh syukur.
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia Jawa Timur (DPD Amphuri Jatim), Mohammad Sufyan, menyambut gembira Arab Saudi mencabut aturan karantina, swab PCR, dan protokol kesehatan Covid-19 yang lain. "Kami merasa senang atas perjuangan semua pihak semoga nantinya berlaku juga untuk saat kepulangan di Tanah Air agar sudah tidak ada karantina lagi seperti turis yang masuk ke Bali," katanya kepada Hajimakbul.com dan DutaIndonesia.com.
Namun demikian, tidak adanya aturan prokes Covid-19 di Arab Saudi itu tidak secara otomatis mengurangi biaya umrah. "Kalau itu belum tentu karena berhubungan dengan harga hotel dan airlines. Karena airlines dan hotel di Saudi belum normal 100 %," katanya.
Pimpinan Al Multazam Tour & Travel ini mengaku bahwa Al Multazam sudah memberangkatkan jamaah umrah. "Alhamdulillah kami sudah berangkatkan 2 kali pada Maret ini sama April. Alhamdulillah 3 kali akan berangkat lagi. Untuk Maret 30 jamaah, April 80 jamaah. Mereka ada yang baru pulang ke Indonesia," katanya. (gas)