Jamaah Atria bersiap melakukan ibadah di taman Surga Raudha. |
HAJIMAKBUL.COM - Suhu udara di Kota Madinah di musim haji ini cukup panas. Suhu di Kota Nabi mencapai 40 derajat Celcius. Kondisi ini terkadang disertai angin yang berhembus kencang sehingga mempengaruhi kondisi kesehatan jamaah haji. Banyak di antara mereka mulai terkena flu.
Kondisi semacan itu akan dihadapi jamaah yang berada di Kota Makkah. Suhu di Kota Makkah sendiri lebih panas bisa mencapai 50 derajat Celcius. Karena itu jamaah diminta memakai pelindung. Salah satunya bertopi saat beraktivitas di luar masjid atau keluar dari hotel. Salah satu jamaah yang melakukan persiapan menghadapi suhu panas di Makkah adalah jamaah Atria. Jamaah mulai berihram dan bergerak menuju ke Makkah Rabu (14/6/2023).
"Alhamdulillah jamaah Atria kondisinya sehat. Jamaah kami tetap bersemangat menjalani aktivitas beribadah selama di Madinah. Semangat sekali menjalani Arbain (beribadah 40 waktu berturut-turut di Masjid Nabawi, Red.) serta jamaah perempuan sangat bersemangat mencoba ziarah ke Raudha setiap habis Subuh. Beberapa memang sudah mulai flu, tetapi tetap semangat menjalankan ibadah,” kata Wardatul Badi'ah, pembimbing jamaah haji Atria kepada Hajimakbul.com dan DutaIndonesia.com, Rabu (14/6/2023).
Para jamaah saat keluar hotel menuju Masjid Nabawi selain bertopi disarankan memperbanyak minum air putih, terlebih air Zam-zam yang begitu melimpah di dalam masjid. Selain itu juga diminta untuk beristirahat yang cukup dan makan secara teratur.
"Intinya, harus menjaga kebugaran tubuh. Termasuk mengkonsumsi vitamin. Untuk akomodasi kami makan 3 kali sehari di dalam hotel. Lalu transportasi bus full AC, snack dan makan selama dalam perjalanan. Selain itu bimbingan manasik dan pengajian selama di Madinah. Sementara guide, muthawif, dan petugas kesehatan disiapkan 24 jam untuk melayani jamaah," katanya. "Para jamaah juga diberi headset audio untuk mendengarkan bimbingan doa saat Tawaf dan Sai," ujarnya lagi.
Jumlah jamaah Atria secara total termasuk petugas haji sebanyak 128 pax. Namun 11 di antaranya baru berangkat dari Indonesia ke Madinah pada tanggal 19 Juni 2023. Para jamaah Atria ini berasal dari Surabaya, Pulau Bawean, Banyuwangi, Jember, Kediri, dan Malang Raya. Selain itu ada pula dari Jawa Tengah, seperti Tegal dan Jakarta serta Tangerang.
"Alhamdulillah, jamaah Atria sudah menyelesaikan kegiatan di Madinah di antaranya ziarah Syaqifah Bani Sa'adah, ziarah makam Nabi dan makam Baqi’," jelasnya.
Selain itu, mengunjungi Masjid Qamamah, Masjid Sayyidina Abu Bakar, Masjid Sayyidina Ali, yang terletak di sekitar Masjid Nabawi. "Kami juga sudah mengunjungi taman surga, Raudha, pada Kamis 8 Juni 2023 menggunakan tasreh. Sehingga semuanya berjalan lancar dan dipermudah. Bahkan Alhamdulillah, jamaah laki-laki bisa melaksanakan shalat Maghrib di dalam Raudha. Sementara ibu-ibu sholat Dhuha di dalam Raudha," kata Wardatul Badi'ah.
"Kami juga sudah menyelesaikan ziarah city tour kota Madinah mengunjungi Masjid Quba, Jabal Uhud, Kebun Kurma, Masjid Qiblatain dan Masjid Tujuh," ujarnya lagi.
Hindari Kepadatan
Jamaah haji dari berbagai negara saat ini terus berdatangan ke Makkah Al-Mukarramah. Masjidil Haram juga semakin padat, terutama pada waktu pelaksaan salat berjamaah.
Karena itu Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag, Subhan Cholid, memberi saran terkait waktu pelaksanaan umrah wajib bagi jamaah haji Indonesia. Subhan mengimbau jamaah menghindari terik siang hari dan momen dengan tingkat kepadatan tinggi di Masjidil Haram, utamanya bersamaan dengan waktu shalat berjamaah.
"Cuaca di Makkah sangat panas. Jamaah yang tiba di Makkah siang hari, sebaiknya tidak memaksakan diri langsung umrah wajib. Istirahat terlebih dahulu di hotel," terang Subhan di Makkah kemarin.
"Jamaah juga diimbau agar pelaksanaan umrah wajib tidak bersamaan dengan waktu shalat, karena Masjidil Haram sangat padat," sambungnya.
"Pada rentang waktu-waktu shalat, kondisi terminal sangat padat oleh jamaah yang datang untuk shalat berjamaah di Masjidil Haram dan pulang dari Masjidil Haram setelah berjamaah," sambungnya.
Menurut Subhan, jamaah yang tiba di Makkah pada siang dan sore hari, bisa mengambil waktu Umrah Wajib pada malam hari, setelah sebagian besar jamaah yang shalat Isya berjamaah sudah pulang dari Masjidil Haram. Kisaran waktunya pada pukul 23.00 malam.
"Jadi jamaah bisa istirahat dulu ketika siang atau sore saat sampai hotel di Makkah. Malam harinya, setelah bubaran shalat Isya, jamaah bisa ke Masjidil Haram untuk umrah wajib," sebut Subhan.
Bagi jamaah yang tiba di Makkah tengah malam atau dini hari, Subhan mengimbau untuk tetap beristirahat terlebih dahulu sejenak. Umrah wajib bisa dilaksanakan setelah sebagian besar jamaah Subuh pulang dari Masjidil Haram.
"Kisaran waktunya sekitar jam 6 pagi. Cuacanya belum terlalu panas dan Masjidil Haram sudah tidak padat banget oleh pergerakan jamaah Subuh yang akan pulang ke hotel," paparnya.
Jamaah haji Indonesia terus berdatangan ke Makkah Al-Mukarramah. Bahkan, sejak 8 Juni 2023, jamaah haji Indonesia datang ke Makkah dari dua gelombang, Madinah dan Jeddah. Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) mencatat hingga berita ini ditulis, sudah ada 245 kloter dengan 93.172 jamaah yang tiba di Makkah.
Fase kedatangan jamaah haji Indonesia gelombang pertama dari Madinah ke Makkah akan berlangsung hingga 16 Juni 2023. Sementara untuk gelombang kedua dari Tanah Air ke Makkah akan berlangsung hingga 22 Juni 2023. (gas/mch)