Keterangan Foto: Suasana Bandara Banyuwangi (detik.com) |
HAJIMAKBUL.COM - Bandara Banyuwangi yang sudah berstatus internasional berencana membuka penerbangan umrah langsung ke Arab Saudi. Bila terwujud, biaya umrah bisa ditekan setidaknya Rp 1 juta sampai Rp 2 juta. Khususnya menghemas biaya transportasi dan akomodasi perjalanan ke Surabaya atau Jakarta.
Karena itu biro perjalanan umrah di Banyuwangi menyambut baik rencana pemberangkatan umrah dari Bandara Blimbingsari. Mereka mengklaim, rute tersebut lebih murah dibanding rute sebelumnya.
Biro perjalanan umrah PT Kubah Hijau, Ibnul Mubarok mengaku sudah mengikuti rapat koordinasi yang digelar pekan lalu membahas masalah tersebut. Menurutnya, perjalanan umrah langsung dari Banyuwangi diklaim lebih murah dan bisa menghemat hingga Rp 2 juta.
"Kalau dari Banyuwangi ke Surabaya, itu pakai bus. Ada biaya domestik. Termasuk untuk makan dan sebagainya. Kalau ada penerbangan dari Blimbingsari, nanti akan sangat membantu. Biaya yang ditekan antara Rp 1 sampai Rp 2 juta," terang Ibnul saat dikonfirmasi, Rabu (17/1/2024), dikutip dari detikjatim.
Rencananya jamaah umrah yang berangkat dari Banyuwangi akan transit terlebih dahulu di Malaysia, Singapura, atau Thailand. Setelah itu baru terbang lanjut ke Jeddah dengan pesawat Saudia Airlines. Menurut Ibnul hal tersebut tetap lebih hemat dibanding harus melakukan perjalanan ke Surabaya atau Jakarta.
"Apalagi, tiket dari Banyuwangi ke Jeddah, meskipun transit, pasti lebih murah daripada penerbangan dari Surabaya," katanya.
Dia menambahkan, waktu transit yang diprakirakan antara 4-8 jam juga dianggap masih wajar bagi para jamaah.
Suryanto, dari PT Tulus Hijrah Baitullah, menyebut senada. Layanan penerbangan umrah dari Bandara Internasional Banyuwangi jadi angin segar bagi jamaah.
"Karena masyarakat Banyuwangi bisa memilih mau penerbangan dari mana. Tapi lebih enak sebenarnya bisa langsung berangkat dari rumah sendiri (Banyuwangi)," ungkapnya.
Meski pesawat harus transit 4-8 jam, Suryanto mengaku hal itu tidak menjadi masalah. Yang terpenting, harga tiket bisa lebih murah ketimbang penerbangan dari Surabaya langsung Jeddah.
"Kalau bagi kami pribadi, minimal bisa sama dengan harga penerbangan dari Surabaya. Tapi mudah-mudahan bisa lebih murah. Intinya ini akan jadi nilai plus bagi jamaah," ucap dia.
Sementara Aluk Zein dari MBI Travel Umroh Banyuwangi justru berharap layanan perjalanan umrah dari Bandara Banyuwangi bisa langsung ke Jeddah, sehingga lebih maksimal.
"Kalau transit dulu, itu sama saja seperti penerbangan biasa. Sementara apabila bisa direct, itu sangat membantu," tuturnya.
Sebelumnya, PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II mengupayakan peningkatan penerbangan umrah di Bandara Banyuwangi untuk memudahkan masyarakat di wilayah timur Pulau Jawa ini. Pemkab Banyuwangi bersama AP II tengah mematangkan skema pemberangkatan jemaah umrah dari Bandara Banyuwangi.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani optimis penerbangan umrah dari Bandara Banyuwangi bisa terealisasi di 2024. "Semoga semuanya lancar sesuai harapan, agar masyarakat Banyuwangi dan wilayah sekitar Banyuwangi bisa semakin mudah melaksanakan ibadah umroh," kata Bupati Ipuk.
Executive General Manager (EGM) PT Angkasa Pura II Bandara Internasional Banyuwangi, Johan Seno Acton menjelaskan bahwa rapat tersebut membahas teknis skema penerbangan jemaah. Untuk saat ini, kata dia, skema pemberangkatan jemaah belum bisa dilakukan direct dari Bandara Banyuwangi, namun harus transit dahulu.
"Ada tiga opsi, dari Banyuwangi transit dulu di Malaysia, Singapura, atau Thailand. Ini sangat mungkin karena Bandara Banyuwangi sudah berstatus internasional. Tinggal kesepakatan nanti," urai Johan.
Dia menyebut, perjalanan jemaah umrah dari Bandara Banyuwangi rencananya akan dilayani menggunakan Boeing 737 atau Airbus A320 yang nantinya disambung dengan pesawat Saudi Airlines menuju Jeddah. Sementara jumlah jemaah umrah Banyuwangi mencapai 12 ribu lebih jamaah sepanjang tahun 2023. (det)