Sekretaris PPIH Debarkasi Surabaya 1455H/2024M, Dr Abdul Haris MPd MHI |
HAJIMAKBUL.COM - Jamaah haji berdatangan ke Debarkasi Surabaya. Data per Selasa 25 Juni 2024 malam, seperti disampaikan oleh Sekretaris PPIH Debarkasi Surabaya 1455H/2024M, Dr Abdul Haris MPd MHI, sebanyak 106 kloter dengan 38.735 jamaah diberangkatkan dari Tanah Suci ke Tanah Air bersama 529 petugas haji.
"Total berangkat 39.264 orang. Sudah datang 13 Kloter dengan jumlah jamaah 4.749 orang, jumlah petugas 65 orang. Total datang 4.814 orang (12%)," katanya.
Selain itu, kata pria yang menjabat Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Kabid PHU) Kanwil Kemenag Jatim ini, ada yang mutasi keluar daerah 12 orang dan mutasi masuk 4 orang. Jamaah wafat 11 orang, dan sakit di Arab Saudi 1 orang. "Jamaah atas nama Sukardi Asar Dirun 58 tahun, Kloter 4, Lamongan, sakit peradangan lambung, dirawat di Heraa Hospital Jeddah. Ada juga yang pulang dulu 4 orang," ujarnya.
Untuk jamaah wafat saat pemulangan, kata dia, wafat di RS Rujukan 2 orang atas nama Masykur Jamin (68), Kloter 8, Magetan, di RS Mitra Keluarga Surabaya. Lalu Suhartik Sagung, 48 tahun Kloter 11 Tuban, di RS Haji Surabaya. "Yang dirawat di RS Rujukan, atas nama Sadi Baeman 73 tahun Kloter 13, Tuban, di RS Amri Tambunan Medan karena tumor," katanya.
Sedang jamaah wafat di Arab Saudi bertambah pada Selasa pagi sebanyak 235 orang malam harinya menjadi 277 orang. Yakni dari jamaah haji reguler 264 orang dan jamaah haji khusus 13 orang. Haji reguler terdiri atas wafat pra Armuzna 106 orang, masa Armuzna 79 orang, dan pasca Armuzna 79 orang.
"Jamaah haji khusus 13 orang, wafat pra Armuzna 6 orang dan masa Armuzna 7 orang. Yang dari Embarkasi Surabaya jumlahnya 51 orang (19%). Lokasi Wafat di Madinah 2 orang, di Makkah 42 orang, di Arafah 1 orang, di Mina 6 orang," katanya.
Perbandingan dengan Tahun 2023, untuk Embarkasi Surabaya tahun ini yang wafat di Arab Saudi menurun. Saat tahun 2023, wafat di Arab Saudi 169 orang, pra Armuzna 38 orang, masa Armuzna 13 orang, dan pasca Armuzna 119 orang. Tahun 2024 untuk SUB, di Arab Saudi 51 orang, Pra Armuzna 16 orang, masa Armuzna 16 orang, pasca Armuzna 19 orang.
Rute Berubah
Sementara itu, jamaah Debarkasi Surabaya tidak termasuk dalam kloter pemulangan yang diubah rutenya oleh Garuda Indonesia. "Untuk Embarkasi-Debarkasi SUB pakai SV/Saudi Airline, jadi tidak bisa komentar untuk Garuda Airlines," kata Abdul Haris.
Sebelumnya maskapai pelat merah itu mengubah rute penerbangan 46 kelompok terbang (kloter) jamaah haji Indonesia gelombang I. Jamaah yang seharusnya pulang dari Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah, berubah menjadi pulang melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.
Pergerakan jamaah haji Indonesia terbagi dalam dua gelombang. Pertama, jamaah haji dari Tanah Air mendarat di Bandara AMAA Madinah, lalu ke Madinah, Makkah, baru pulang melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah. Kedua, jamaah haji dari Tanah Air mendarat di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah, lalu ke Makkah, Madinah, baru pulang melalui Bandara AMAA Madinah.
"Garuda Indonesia gagal menyediakan slot time di Bandara Jeddah. Akibatnya ada perubahan slot time kepulangan untuk 46 kloter gelombang pertama yang seharusnya melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah, menjadi melalui bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz Madinah," kata Direktur Layanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid di Makkah, Senin (24/6/2024).
"Perubahan slot time tersebut, dampaknya sangat merepotkan," sambungnya.
Dikatakan Subhan Cholid, perubahan rute penerbangan bukan hal yang sederhana. Ada dampak sistemik yang ditimbulkan. Pertama, jamaah kelelahan karena kembali harus menempuh perjalanan panjang dari Makkah ke Madinah.
"Jarak Makkah ke Jeddah kurang lebih 1,5 jam waktu tempuh. Sementara Makkah ke Madinah bisa lebih 8 jam. Ini tentu merepotkan dan melelahkan jamaah," ujar Subhan.
Kedua, memecah konsentrasi petugas. Dalam kondisi normal, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Bandara, semestinya terkonsentrasi pemulangan jamaah haji gelombang I di Jeddah. Akibat perubahan rute, petugas harus membagi pelayanan di Madinah.
"Ini jelas berdampak pada kekuatan petugas untuk melayani jamaah secara lebih optimal," jelas Subhan.
Ketiga, perubahan rute pemulangan mengharuskan penyiapan layanan di Madinah di luar jadwal yang telah direncanakan. Layanan tersebut mencakup akomodasi, konsumsi, dan transportasi.
Selain itu, perubahan tersebut tidak sesuai dengan ketentuan ta'limatul hajj yang mengharuskan perjalanan haji satu rute. Jika kedatangan melalui Madinah, maka kembali melalui Jeddah, dan sebaliknya. Ini semua diatur secara sistem di e-hajj.
"Maka, pada hari pertama kepulangan, ada 6 kloter yang semuanya terjadi keterlambatan karena tim e-hajj dari Kementerian Haji dan Umrah harus mengubah sistem khusus untuk 46 kloter tersebut. Waktu keberangkatan juga harus dimajukan 24 jam lebih cepat agar jamaah memiliki waktu untuk beristirahat," tegasnya.
Berikut 46 kloter yang disesuaikan jadwal kepulangannya oleh Garuda Indonesia dari seharusnya terbang melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah, menjadi melalui Bandara AMAA Madinah: 1. Embarkasi Banjarmasin (BDJ): BDJ 1, BDJ 2, BDJ 4, dan BDJ 7; 2. Embarkasi Balikpapan (BPN): BPN 1; 3. Embarkasi Medan (KNO): KNO 2, KNO 3, KNO 4, KNO 7, KNO 8, dan KNO 9; 4. Embarkasi Padang (PDG): PDG 3, PDG 6, dan PDG 8; 5. Embarkasi Solo (SOC): SOC 1, SOC 2, SOC 3, SOC 5, SOC 10, SOC 11, SOC 15, SOC 16, SOC 17, SOC 19, SOC 20, SOC 21, SOC 23, SOC 24, SOC 25, SOC 26, SOC 29, SOC 30, SOC 31, SOC 33, SOC 34, SOC 35, SOC 36, dan SOC 38; 6. Embarkasi Makassar (UPG): UPG 1, UPG 3, UPG 5, UPG 7, UPG 8, UPG 10, UPG 13, UPG 14. * gas/kmg