×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Jamaah Tertua Jawa Tengah, Mbak Ngatemi, Rajin Olahraga, Nginang, dan Tidak Makan Gorengan

Saturday, June 1, 2024 | 07:45 WIB Last Updated 2024-06-01T00:45:13Z

 

Mbah Ngatemi Alwi (kanan) bersama Tenaga Kesehatan Haji, dr. Laili Handayani




HAJIMAKBUL.COM - Jamaah haji berusia 99 tahun, Ngatemi Alwi, membagikan resep dapat melaksanakan haji dalam keadaan sehat di usianya yang hampir satu abad. Jamaah haji tertua se-Jawa Tengah tersebut menyebut dirinya masih dalam kondisi sehat dan semangat.


“Tidak ada keluhan. Sehat. Semangat. Ayo,”  kata jemaah asal Kabupaten Jepara tersebut, Jumat (31/5/2024).


Menurut Ngatemi, ia bisa menjaga kesehatan karena suka menginang atau menyirih, makan sayur-sayuran dan ketela pisang, serta tidak mengonsumsi gorengan. 


“Resepnya suka menginang, tidak makan goreng-gorengan, suka makan sayur, makan ketela pisang,” terangnya saat diwawancara di Asrama Haji Donohudan, Boyolali.


Ngatemi juga mengaku, sebelum melaksanakan ibadah haji, ia rutin melakukan olahraga seperti jalan-jalan dan senam. 


“Untuk mempersiapkan haji, saya olahraga, jalan-jalan, senam. Saya senang sekali bisa melaksanakan ibadah haji tahun ini,” kata Ngatemi sambil mengayun-ayun tangan, memeragakan senam.


Ngatemi tergabung dalam rombongan jamaah haji Indonesia kelompok terbang (kloter) 73 Embarkasi Solo (SOC-73). Ia lahir pada 1 Juli 1925, memiliki dua anak dan lima cucu. Saat ini, ia berangkat haji didampingi putrinya yang bernama Mariyatun.


Mariyatun mengungkapkan, Ngatemi masih bisa beraktivitas sehari-hari dan jarang sakit. “Beliau masih jalan-jalan, tidak pakai kursi roda dan biasa nyapu di rumah. Sakit juga jarang. Beliau itu luar biasa,” kata Mariyatun.


Mariyatun juga mengatakan, ibunya tidak suka makan gorengan. “Beliau tidak makan gorengan. Selalu makan rebus-rebusan,” jelas Mariyatun.


Selain itu, Menurut Mariyatun, Ngatemi memiliki kebiasan menyirih atau menginang. “Sudah sejak muda Ibu suka nginang. Di rumah, nanam sendiri. Ini saja bawa daun sirih untuk dibawa haji,” kata Mariyatun sambil menunjukkan sebungkus plastik berisi daun sirih untuk dibawa selama berhaji.


Mariyatun berharap, semoga ibunya diberikan kelancaran dan kesehatan untuk menunaikan ibadah haji dan pulang menjadi haji yang mabrur. “Ibu tidak pernah absen salat. Tanpa diingatkan, beliau selalu menunaikan salat lima waktu,” tuturnya.


Petugas Tenaga Kesehatan Haji Kloter 73 Embarkasi Solo (SOC), dr. Laili Handayani mengungkap, hasil pemeriksaan kesehatan menunjukkan bahwa Mbah Ngatemi dalam kondisi sehat dan tanpa keluhan. 


“Kalau dari hasil pemeriksaannya, alhamdulillah, Mbah Ngatemi ini dalam kondisi yang sehat saat ini, tidak ada keluhan apapun, gulanya juga normal. Alhamdulillah, beliau istita’ah untuk menjalankan ibadah haji,” ujarnya.


Lebih lanjut, Laili juga mengatakan Mbah Ngatemi diberikan fasilitas kursi roda untuk memudahkan pelaksanaan ibadah haji. “Beliau menggunakan pendampingan dengan kursi roda. Menggunakan alat kursi roda untuk mempermudah pelaksanaan ibadah haji. Juga ada anaknya yang mendampingi beliau pada saat pelaksanaan ibadah,” jelas Laili.


Laili juga mengatakan, untuk jamaah berisiko tinggi (risti) dan lansia, akan rutin dilakukan pemantauan kesehatan.


“Misal, dalam pasawat kita akan berikan penanda bahwa dia itu adalah risti atau lansia. Kemudian di hotel juga kita lakukan pemberian tanda di setiap pintu kamarnya bahwa beliau itu adalah risti atau lansia,” terangnya.


“Dan kita juga melakukan visitasi kepada jemaah haji. Kita juga melakukan pos untuk pemeriksaan kesehatan. Jadi bagi jemaah haji yang mengalami keluhan atau ada keluhan, bisa melakukan pemeriksaan ke kami. Atau jika ada teman sekamarnya yang mengetahui keadaan kondisi jemaah lainnya, bisa menyampaikan ke kami sehingga kami bisa melakukan visitasi ke kamar jemaah tersebut,” tutup Laili. (kemenag.go.id)


×
Berita Terbaru Update