HAJIMAKBUL.COM - Pemerintah Arab Saudi mengingatkan para jamaah haji terkait suhu di Tanah Suci yang naik tinggi hingga mencapai 48 derajat Celcius di Makkah menjelang puncak haji, Wukuf, di Arafah. Zainal Abidin SE, Dirut Atria Tour & Travel, yang tengah mengawal jamaahnya beribadah haji di Makkah, Rabu (12/6/2024), mengatakan, hari-hari ini suhu maksimal 44 derajat Celcius tapi terasa biasa saja.
"Alhamdulillah, irama batuk secara umum tidak begitu ramai. Khususnya jamaah haji Atria, Alhamdulillah sehat walafiat. Meski demikian, Atria telah membekali berbagai kemungkinan untuk jamaah, mulai payung, sepray botol yang diisi air untuk semprotkan ke kepala maupun muka, guna mengantisipasi suhu panas yang dimaksud," kata Zainal Abidin.
Saat ini jamaah haji Atria sebagian besar sudah berada di hotel transit untuk melakukan persiapan Wukuf di Arafah. Sebagian lainnya lagi berada di Ghufron Hotel Makkah.
"Ya, sejak tanggal 4 Dzulhijjah. Insyaa Allah ke Arafah hari Sabtu tanggal 9 Dzulhijjah bakda Subuh. Maktab Atria di 111 atau 28 A, baik di Arafah maupun di Mina. Saat di Mina cukup nafar awal karena tanggal 14 Dzulhijjah menuju Bandara Jeddah untuk kembali Tanah Air," katanya.
Sebelumnya, Muhammad Al-Abdulaali, juru bicara Kementerian Kesehatan Arab Saudi, mengatakan, suhu tinggi yang terjadi di Makkah menimbulkan “tantangan besar” pada musim haji tahun ini yang akan dimulai pada 14 Juni 2024. Karena itu dia pun mendesak jamaah untuk mengikuti pedoman kesehatan dari Kementerian Kesehatan agar tetap aman dari paparan panas.
Pedoman itu termasuk membawa payung, menjaga hidrasi dan mengambil waktu istirahat di sela-sela ibadah untuk menghindari kelelahan akibat panas. Arab Saudi menyebut iklim di musim haji kali ini termasuk keras.
“Kementerian melakukan segala upaya untuk menyediakan lingkungan yang sehat dan aman bagi jamaah haji mengingat kondisi iklim yang keras,” kata Al-Abdulaali, seperti dikutip Arab News.
Pusat Meteorologi Nasional Arab Saudi memperkirakan suhu di Makkah akan berkisar antara 45 hingga 48 derajat Celcius, dari panas hingga sangat panas, dengan potensi hujan yang kecil. Kerajaan Arab Saudi mengatakan pihaknya telah melakukan persiapan agar ibadah haji tahun ini berjalan dengan aman dan lancar.
Untuk pertama kalinya, pemerintah Arab Saudi juga meluncurkan pusat kendali dan pemantauan bergerak, dilengkapi dengan sensor yang terhubung ke jalan utama, untuk memastikan kelancaran arus lalu lintas di Makkah dan tempat-tempat suci lainnya.
Melalui pemantauan kendaraan angkutan umum secara langsung atau real-time, kata jubir pemerintah, sistem berteknologi tinggi ini akan mengukur kepadatan lalu lintas di sepanjang rute yang ditentukan untuk angkutan jamaah selama musim haji. Otoritas Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi juga telah mengerahkan sekitar 500 personel keamanan sipil terlatih untuk membantu pengorganisasian dan pengelolaan kerumunan di seluruh Masjidil Haram, bekerja sama dengan otoritas terkait. Tim yang terlatih juga akan memantau operasi keamanan dan keselamatan, melindungi properti dan individu, serta mengawasi sistem fasilitas umum.
Selain itu, media setempat melansir bahwa para relawan di Madinah mendedikasikan lebih dari 100 ribu jam untuk melayani jamaah haji menjelang puncak haji. Mereka bakal memberikan layanan termasuk bimbingan dan bantuan, pengelolaan massa, dukungan lapangan multibahasa, distribusi makanan dan botol air Zamzam, serta pemantauan kondisi kesehatan.
Sementara itu, fase kedatangan jamaah haji Indonesia 1445 H/2024 M di Tanah Suci berakhir hari Selasa (11/6/2024). Hal itu ditandai dengan mendaratnya 333 jamaah yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 106 Embarkasi Surabaya (SUB-106). Sebelumnya, ada dua kloter yang mendarat pada hari terakhir kedatangan di King Abdul Aziz International Airport (KAAIA) Jeddah, yaitu: SUB 104 dan SUB 105 dengan masing-masing memberangkatkan 371 jamaah.
"Kedatangan SUB 106 menandai berakhirnya pelayanan kedatangan gelombang 2 di Bandara Jeddah dan artinya juga jamaah Indonesia sudah masuk seluruhnya ke Arab Saudi," tutur Kepala Daerah Kerja Bandara Abdillah kepada Tim Media Center Haji (MCH) di Jeddah dikutip Rabu kemarin.
Berdasarkan Data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag) mencatat, dari 213.320 kuota haji reguler Indonesia, sebanyak 213.275 telah diberangkatkan ke Tanah Suci.
Kuota haji Indonesia tahun ini mencapai 241.000 jamaah. Jumlah ini terdiri atas 213.320 jamaah haji reguler dan 27.680 jamaah haji khusus. Ini merupakan kuota haji terbanyak dalam sejarah penyelenggaraan ibadah haji Indonesia.
“Jumlah 213.320 adalah kuota terbanyak dalam sejarah haji Indonesia. Sampai penutupan keberangkatan, sebanyak 213.275 telah diberangkatkan ke Tanah Suci. Ada 45 jamaah yang visanya sudah terbit, namun akhirnya batal berangkat karena beragam alasan. Sementara proses pemvisaan sudah ditutup sehingga sudah tidak dimungkinkan lagi dilakukan penggantian,” tegas jubir Kemenag RI Anna Hasbie di Makkah kemarin.
“Sisa 45 jamaah ini angka terkecil dalam konteks serapan kuota haji. Jadi, haji 2024 itu terbanyak dalam kuota, tertinggi dalam serapan kuota. Angka serapan kuotanya mencapai 99,98%,” sambung Anna. Berikut data kuota jamaah haji reguler yang tiba di Arab Saudi dalam 8 tahun terakhir penyelenggaran haji (lihat tabel):
a. 2015: kuota 155.200, sisa 744 (0,48%)
b. 2016: kuota 155.200, sisa 759 (0,49%)
c. 2017: kuota 204.000, sisa 935 (0,46%)
d. 2018: kuota 204.000, sisa 649 (0,32%)
e. 2019: kuota 214.000, sisa 1.268 (0,59%)
f. 2022: kuota 92.825, sisa 157 (0,17%)
g. 2023: kuota 210. 680, sisa 898 (0,43%)
h. 2024: kuota 213.320, sisa 45 (0,02%)
Haji Ilegal
Pemerintah Arab Saudi tak main-main soal aturan izin visa haji bagi jamaah haji 2024. Puluhan orang telah diamankan terkait jamaah haji ilegal. SPA melaporkan, Kementerian Dalam Negeri Saudi telah menangkap 21 orang yang mencoba menyelundupkan jamaah haji tanpa mengantongi visa haji resmi.
Sebanyak 21 orang ini terdiri dari delapan penduduk dan 13 warga negara Saudi. Seluruhnya terbukti melanggar aturan haji karena mencoba membawa 61 orang ke Makkah untuk menjalankan prosesi ibadah haji tanpa memiliki izin resmi.
Kementerian Dalam Negeri Saudi menghimbau seluruh pihak untuk mematuhi aturan dan instruksi haji untuk memastikan pelaksanaan ibadah yang aman, terjamin, dan nyaman bagi semua.
Sanksi bagi Pelanggar
Aturan terkait izin resmi haji dan visa haji sebenarnya telah diumumkan jauh sebelum pelaksanaan ibadah haji dimulai. Bagi pelanggar, baik itu pihak agen travel haji dan umrah maupun jamaah haji ilegal yang nekat mengikuti ibadah haji maka akan dikenai saksi tegas.
Sanksi tersebut meliputi hukuman penjara mulai 15 hari, denda SAR10.000 (Rp 43 juta), deportasi dari Saudi dan mendapat larangan masuk kembali ke Kerajaan Arab Saudi untuk jangka waktu tertentu. Tak hanya itu, agen travel nakal yang membawa jamaah haji ilegal terancam mengalami penyitaan kendaraan melalui putusan pengadilan.
Sebelumnya diinformasikan bahwa ada sejumlah jamaah haji asal Indonesia yang tidak memiliki visa haji. Aparat keamanan Arab Saudi menahan jamaah Indonesia yang menggunakan visa ziarah untuk berhaji. Sebanyak 37 orang asal Makassar ditangkap di Madinah.
Peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu (1/6/2024) lalu pukul 11.00 waktu Arab Saudi (WAS). Hal itu diungkapkan Konjen RI Jeddah Yusron B Ambary usai kunjungan ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah. "37 orang ditangkap di Madinah oleh aparat keamanan di Madinah, 16 perempuan, laki-laki 21 orang. Dari Makassar," ujar Yusron.
Termasuk selebgram asal Indonesia. Dia ditahan oleh pihak keamanan Kerajaan Arab Saudi karena diduga penyalahgunaan menjual visa haji ilegal. "Yang bersangkutan sudah ditahan oleh petugas keamanan," ujar Yusron. (gas/kmg)