Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Salah Kaprah Antara Lagu Bahasa Arab dan Sholawatan, Mengapa?

Thursday, March 6, 2025 | 11:57 WIB Last Updated 2025-03-06T04:57:12Z
Sabah Fakhri


Baru-baru ini heboh sebuah video paduan suara yang dinarasikan sebagai umat non-muslim menyanyikan sholawatan. Ada kesan umat Islam diminta waspada terhadap upaya-upaya negatif terkait hal itu. Namun, sebenarnya di kalangan umat Islam juga banyak salah kaprah soal lagu sholawatan. Lagu pop biasa berbahasa Arab misalnya, banyak diklaim sebagai sholawatan.  


Oleh Gatot Susanto


NAMA Ratu Pop Arab Nancy Ajram sudah lama akrab di kalangan ibu-ibu jamaah pengajian di Indonesia. Termasuk lagu-lagunya yang berbahaya Arab. Musiknya tentu bernuansa Timur Tengah. Yang unik, ibu-ibu pengajian menganggap lagu dan musik itu sebagai sholawatan. Padahal sejatinya lagu pop biasa. Ini gegara kurangnya literasi sehingga semua senandung berbahasa Arab dianggap sebagai sholawatan.


Sama seperti musisi pop Indonesia lain, Nancy Ajram banyak menyanyikan lagu cinta. Seperti lagu Albi Ya Albi atau Inta Eyh misalnya. Lagu ini menceritakan tentang seorang gadis yang punya perasaan cinta ke seseorang, tapi dirinya belum siap untuk berkomitmen dengan seseorang. Kemudian lagu Nemen yang menceritakan seseorang yang ditinggal selingkuh oleh pasangannya. 


Nancy Nabil Ajram sendiri penyanyi asal Lebanon yang sangat terkenal hingga dinobatkan sebagai Duta Besar untuk UNICEF. Dianggap sebagai salah satu artis terlaris dalam sejarah Pop Arab, Nancy telah merilis 10 album studio hingga saat ini. Dan Nancy yang lahir pada tanggal 16 Mei 1983 di Achrafieh, Beirut, Lebanon dari keluarga Katolik Maronit, ini bukan muslim, tapi Nasrani.


Namun ternyata bukan hanya Nancy Ajram. Bahkan, penyanyi Indonesia juga ada yang menyanyikan lagu berbahasa Arab yang kemudian dianggap sebagai sholawatan meski aslinya lagu cinta biasa. Kondisi salah kaprah ini menjadi perhatian penyanyi religi Sulis. 

Karena itu Sulis pun mengingatkan agar seorang penyanyi juga melakukan edukasi untuk pendengarnya. Sebab tidak semua orang memahami makna atau arti dari lagu berbahasa Arab.


"Salahnya lagi, teman-teman yang membawakan lagu ini tidak memberitahukan juga kalau ini bukan lagu selawat, tapi (misalnya) ini lagu cinta. Jadi banyak kan teman-teman yang membawakan lagu-lagu selawat, lagu cinta (berbahasa Arab) di panggung itu dicampur. Misalnya, acara MTQ cuma lagu-lagu yang dibawakan lagu seperti Qaddukal Mayyas (bukan selawat)," kata Sulis di studio Rumpi: No Secret, Jalan Kapten P Tendean, Jakarta Selatan, dikutip dari detik.com, Rabu  (5/3/2025).

Lirik sholawat merupakan permohonan atau doa kepada Allah SWT. Sedangkan lagu berbahasa Arab mempunyai tema luas. Sulis mengaku sudah sejak remaja memberikan penjelasan tentang lagu-lagu yang dibawakannya.


"Selama ini mungkin kebanyakan masyarakat kita karena tidak ada edukasi. Apakah semua yang berbahasa Arab termasuk doa? Apakah semua yang berbahasa Arab termasuk selawat? Kan tidak," ungkapnya.


Salah satu judul lagu berbahasa Arab, yakni Qaddukal Mayyas, kerap dibawakan dengan nuansa sholawat. Padahal, lirik Qaddukal Mayyas berisikan tentang pujian terhadap seorang wanita. Qaddukal Mayyas, juga bisa dikatakan sebagai lagu bertema percintaan.


"Sama seperti kita, ada lagu religius, ada lagu dangdut, ada lagu pop, ada lagu rock. Cuma begitu diadopsi masuk ke Indonesia, itu seolah-olah semua yang berbahasa Arab adalah ungkapan doa dan selawat. Itulah salah kaprahnya di sini," tukasnya.


Sama dengan lagu-lagu Nancy Ajram, lagu "Qaddukal Mayyas" yang dipopulerkan oleh penyanyi Sabah Fakhri asal Suriah hanya lagu cinta biasa. Mengutip instagram, Alfikasyahreza,lirik lagu ini menggambarkan perasaan cinta yang mendalam dan kerinduan terhadap seorang wanita. Kata "Qaddukal" berarti "postur tubuh yang ramping" atau "indah," yang merujuk pada kecantikan fisik, khususnya pinggang yang anggun. Goyangan tubuh yang digambarkan dalam liriknya diibaratkan seperti ranting pohon. Tentu ini jauh, bahkan sangat bertentangan, dengan lagu sholawatan. 


Namun demikian, di kalangan warga desa, sudah sejak lama menggunakan lagu umum, misalnya lagu-lagu hit yang dinyanyikan penyanyi lawas Ida Laila tapi liriknya diganti dengan sholawatan. Berisi doa atau pujian untuk Rasulullah Muhammad SAW. Begitu pula sejumlah dai menyanyikan lagu yang sedang tren sekarang saat tampil di mimbar pengajian tapi liriknya diisi sholawatan.Insya Allah ini bukan salah kaprah, tapi kreatif. (*)


×
Berita Terbaru Update